SOLOPOS.COM - Dosen Fakultas Farmasi UGM Prof. Zullies Ikawati. (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harianjogja.com, JOGJA—Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti jantung koroner dan stroke. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) bahkan menyebutkan, kelebihan kolesterol menyebabkan 20% penderita stroke dan 50% kasus jantung koroner akibat kolesterol tinggi.

Masalah tersebut coba diatasi oleh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Zullies Ikawati bersama timnya. Mereka menemukan formula baru untuk mengurangi kolesterol dalam tubuh.

Promosi Mantap! BRI Bagikan Mobil untuk Agen BRILink Berprestasi di Yogyakarta

Formula ini merupakan kombinasi hasil daun sambung nyawa dengan temulawak. Temulawak sendiri, diketahui mampu menurunkan kadar kolesterol. Sementara daun sambung nyawa bisa meningkatkan high-density lipoprotein (HDL) dan menurunkan low-density lipoprotein (LDL).

Menurut Zullies, kolesterol sebenarnya merupakan zat yang dibutuhkan tubuh untuk pengangkutan lemak dan pembentukan hormon. Namun demikian, jumlah kolesterol yang berlebihan akan menghambat peredaran darah dan menjadi gerbang berbagai penyakit.

“Kami coba sinergikan daun sambung nyawa dengan temulawak untuk menurunkan kadar kolesterol, ” tuturnya saat ditemui di Fakultas Farmasi UGM, Selasa (11/3).

Nama latin sambung nyawa gynura procumbens dipilih sebagai bahan baku formulasi tersebut. Selain karena kandungan flavonoid yang efektif menurunkan kolesterol, gynura procumbens juga merupakan tanaman yang mudah tumbuh.

Seperti diketahui, masyarakat sudah banyak menggunakan sambung nyawa untuk dijadikan lalapan. “Artinya masyarakat sudah familiar dengan tanaman ini,” jelasnya.

Zullies mengatakan, formula yang mereka buat mampu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Saat pengujian pre klinis dilakukan menggunakan tikus yang dicampuri pakan lemak tinggi, hasilnya sangat positif menurunkan kadar kolesterol dan kolesterol total.

“Tidak hanya itu, formula ini juga mampu meningkatkan HDL dan menurunkan LDL dan trigliserida,” urainya.

Proses penelitian yang melibatkan empat dosen lain dari Fakultas Farmasi UGM itu pun telah melewati proses tahap skala laboratoium menuju tahap komersial. Meski begitu, imbuhnya, formula yang ditemukan itu masih perlu melewati sejumlah tahapan agar bisa dipasarkan ke masyarakat. “Kami masih harus melewati uji stabilitas dan mikrobiologis,” tutur Zullies.

Produk herbal ini nantinya akan diproduksi dan dikemas berupa sachet sirup. Hal ini, sambung Zullies diharapkan akan lebih praktis untuk dibawa kemana-mana. Dia meyakini, ramuan tersebut merupakan produk herbal berkategori jamu sehingga lebih bersifat pemeliharaan.

“Formula herbal ini lebih pada pemeliharaan. Kami hanya memakai ekstrak dua bahan tersebut, selebihnya komposisi lain berupa pewarna dan perasa,” ungkapnya.

Rencananya, setelah melalui berbagai proses dan perizinan, produk herbal ini akan siap dipasarkan sekitar awal 2015. “Harapan kami produk ini sudah bisa dikonsumsi oleh masyarakat dan dapat menjadi alternatif pilihan obat alami,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya