SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi patah tulang. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JAKARTA-Jatuh saat sedang bermain menjadi hal yang lumrah terjadi pada anak-anak. Namun, jika anak sering sekali mengalami cedera hingga mengalami patah tulang, sebaiknya orang tua perlu waspada, karena bisa jadi anak mengalami Osteogenesis Imperfecta (OI). Apa itu OI?

Osteogenesis Imperfecta adalah penyakit genetik yang menyebabkan tulang mudah patah tanpa penyebab yang jelas. OI terjadi karena faktor genetika tapi bisa juga karena mutasi gen. OI timbul karena kelainan genetik pada bahan pembentuk tulang yaitu kolagen.

Promosi Beredar Video Hoax Uang Hilang, Pengamat Sebut Menabung di Bank Sangat Aman

“Sehingga pembentukan tulang yang normal pun terhambat dan tulang jadi mudah retak,” kata dokter Margaret Zacharin dari Royal Children Hospital, Melbourne, Australia dalam Temu Media Osteogensis Imperfecta di kantor Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Jl.Dempo, Matraman, Jakarta, Senin (18/11/2013) seperti dilansir Detikcom.

Lebih lanjut, Margareth menjelaskan bahwa penderita OI memiliki tulang yang rapuh. Gejala OI antara lain tulang dengan bentuk tidak normal (malformasi tulang), tubuh berperawakan pendek, sendi longgar, kelemahan otot, sklera (bagian putih mata) berwarna kebiruan, keunguan, atau keabuan.

“Selain itu, wajah berbentuk segitiga, tulang iganya condong ke depan, tubuh bungkuk, gigi berukuran lebih kecil, seiring bertambahnya umur, pendengarannya juga makin berkurang, dan terkadang terjadi masalah pernapasan akibat adanya tekanan dari tulang yang bengkok di paru-paru,” jelas Margareth.

Menurut data British Orthopaedic Association tahun 2012, satu dari 20.000 orang di dunia menderita OI. Sedangkan, di Indonesia, data Divisi Endokrionologi Departemen Anak RSCM/FKUI dan registry IDAI menyebutkan bahwa penderita OI di Indonesia berjumlah 64 anak.

“Itu jumlah yang terdata ya karena saya yakin masih banyak lagi yang belum terdata, kenapa? Karena orang tua masih banyak yang malu mengatakan bahwa anaknya OI. Selain itu, kurangnya pengetahuan juga membuat mereka menganggap bahwa tulang rapuh merupakan hal yang biasa,” papar dokter Aman Pulungan.

“Dengan menangani OI sedini mungkin dengan memberikan jenis obat yang bisa memperkuat tulangnya, anak-anak yang menderita Osteogenesis Imperfecta ini bisa kok hidup normal seperti anak-anak lain, mereka bisa beraktivitas seperti biasa,” pungkas dokter Aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya