SOLOPOS.COM - Ilustrasi alat untuk mengetahui tekanan darah. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Prof DR Dr Partini P. Trihono, Sp.A(K) merekomendasikan anak menjalani pemeriksaan tekanan darah mulai usia tiga tahun sebagai skrining hipertensi atau tekanan darah tinggi. Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

“Biasanya kalau anak itu sehat, rekomendasinya melakukan pengukuran tekanan darah sebagai bagian dari pengukuran kesehatan secara umum dilakukan mulai usia tiga tahun,” ujar dia seperti dikutip dari Antara pada Kamis (6/4/2023).

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Tetapi, apabila anak memiliki riwayat terlahir prematur, memiliki keluarga dengan hipertensi, ada kelainan ginjal bawaan dan sering alami infeksi saluran kemih maka pengukuran tekanan darahnya bisa dimulai sebelum usia tiga tahun.

Pakar nefrologi anak dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo itu mengatakan pemeriksaan pada anak apabila dilakukan bukan oleh dokter biasanya menggunakan alat pengukur tekanan darah yang terdiri dari dua bagian yakni manset yang sesuai atau alat yang dililitkan pada lengan dan mesin untuk membaca tekanan darah.

“Manset itu memenuhi minimum setengah panjang lengan atas anak mulai dari bahu sampai siku, idealnya dua per tiga dari panjang lengan atas,” kata dia.

Pada orang dewasa, dalam mengevaluasi tekanan darah tinggi, biasanya menggunakan satu batas angka yakni di atas 140/90 mmHg, sementara pemeriksaan pada anak, tekanan darahnya bisa berbeda-beda dipengaruhi jenis kelamin, usia dan massa otot tubuhnya.

Umumnya, tekanan darah pada anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Kemudian dari sisi usia, makin besar usia anak maka kondisi normal tekanan darahnya semakin tinggi.

“Saya ukur seorang anak 100/60 mungkin untuk anak usia dua tahun, perempuan, mungkin sudah disebut hipertensi. Tetapi kalau ukuran itu didapatkan pada anak usia enam tahun atau tujuh tahun dengan tinggi badan yang lebih tinggi, maka ukuran tersebut belum tentu disebut hipertensi,” jelas Partini.

Menurut Partini, acuan utama dalam mengukur tekanan yakni menggunakan stetoskop dengan mendengarkan bunyi jantung ketika ditekan lalu dilepaskan pelan. Sementara alat pengukur tekanan darah sifatnya untuk skrining, bukan untuk keperluan diagnosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya