Lifestyle
Selasa, 16 Maret 2021 - 21:00 WIB

Pakar: Filler Bukan untuk Besarkan Payudara!

Astrid Prihatini Wd  /  Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Monica Indah mengalami sakit setelah menjalani filler payudara (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA-Tak sedikit wanita melakukan berbagai cara untuk besarkan payudara. Padahal bisa jadi cara yang dipilih itu justru berisiko.

Salah satu cara untuk besarkan payudara adalah dengan filler. Padahal pakar menyebut filler bukanlah metode untuk besarkan payudara. Jika filler bukan untuk membesarkan payudara, lalu untuk apa ya? Lalu apa sajakah risiko filler payudara dan siapakah yang boleh menyuntik filler? Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.

Advertisement

Monica Indah memilih filler untuk besarkan payudara. Kendati demikian, wanita yang berprofesi sebagai model ini justru harus menelan pil pahit lantaran payudaranya justru terasa sakit dan bernanah. Lalu, apa sajakah risiko filler payudara?

"Perlu dipertimbangkan kembali penggunaan filler untuk payudara karena jumlah yang digunakan bisa mencapai 200 sampai 300 cc per payudara untuk mendapatkan bentuk bagus, bisa terjadi efek yang kurang baik pada jaringan payudara," terang Profesor bedah plastik, David S. Perdanakusuma, seperti dikutip dari detikcom, Selasa (16/3/2021).

Advertisement

"Perlu dipertimbangkan kembali penggunaan filler untuk payudara karena jumlah yang digunakan bisa mencapai 200 sampai 300 cc per payudara untuk mendapatkan bentuk bagus, bisa terjadi efek yang kurang baik pada jaringan payudara," terang Profesor bedah plastik, David S. Perdanakusuma, seperti dikutip dari detikcom, Selasa (16/3/2021).

Baca Juga: Amankah Filler Payudara Seperti Yang Dilakukan Monica Indah?

Ia menjelaskan, jika terjadi kerusakan pada jaringan payudara, masalah pertama yang timbul adalah gejala infeksi. "Jaringan merah, nyeri dan bengkak adalah tanda peradangan. Bisa karena infeksi," imbuh  David.

Advertisement

Bahkan di sejumlah negara, penggunaan filler untuk besarkan payudara dilarang. Dalam dunia bedah plastik, upaya pembesaran bagian tubuh termasuk payudara umumnya menggunakan fat transfer atau implan. Pasalnya, penyuntikan cairan filler hyaluronic acid dalam jumlah tertentu untuk bentuk payudara bisa menimbulkan kerusakan jaringan.

"Saya tidak mengerjakan filler. [Filler] biasanya dilakukan pada garis senyum dan area yang kurang menonjol di wajah. Kami mengerjakan hal serupa, namun menggunakan fat," ujarnya.

Menurutnya filler memang tidak ditujukan untuk besarkan payudara. David menyebutkan penyuntikkan filler hanya boleh dilakukan di bagian tubuh tertentu, yakni area yang depres atau cekung. Namun, fungsinya pun bukan untuk menambah volume atau besarkan payudara.

Advertisement
Salah satu metode besarkan payudara adalah dengan implan payudara (ilustrasi/Freepik)

Selain itu, pemakaian filler tak boleh dilakukan oleh sembarang 'dokter', melainkan harus dermatolog atau dokter spesialis kulit. David menegaskan penyuntikan filler hanya boleh dilakukan oleh dermatolog, tak bisa sembarang dokter bedah plastik.

Baca Juga: Intip Yuk Harga Gaun Aurel Saat Prewedding Dengan Atta Halilintar

"Filler kan disuntik, hanya boleh dilakukan oleh dokter. Dermatologis itu kan dokter spesialis kulit," bebernya.

Advertisement

Jika tujuannya adalah membesarkan bagian tubuh termasuk payudara, dokter idealnya menyarankan metode implan atau transfer fat dalam ranah bedah plastik. Lalu adakah syarat penyuntikan filler?

Meski tak ada syarat khusus, metode ini mensyaratkan penerima prosedur dalam kondisi sehat.

"Tidak ada syarat khusus karena ini wilayah estetik. Maka kandidat yang akan dilakukan prosedur adalah orang sehat," imbuh Prof David.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif