SOLOPOS.COM - (FOTO: Ayu Prawitasari/JIBI/SOLOPOS)
Merebaknya salon di pusat perbelanjaan, menurut General Manager (GM) Solo Grand Mall (SGM), Bambang Sunarno tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup masyarakat. Hasil dari belanja perawatan tubuh di salon, sepatu dan baju di toko lainnya akan percuma apabila tidak ditampilkan di mall-mall pada saat acara jalan-jalan. Plus keuntungan lain belanja di mall, konsumen bisa langsung memadu padan barang-barang yang mereka beli.
Dengan konsep belanja yang integral, Bambang menambahkan, kebutuhan konsumen dalam satu hari bisa tercukupi di satu mall, di SGM. Konsep ini tidak akan berlaku apabila konsumen pergi ke swalayan atau toko modern.
“Di SGM, saat satu keluarga berbelanja semua, ibu-ibu bisa ke salon, bapak ke toko buku, anak ke toko baju atau game center dan ketika semua capek, mereka bisa berkumpul kembali ke food court. Praktis bukan,” ujar Bambang, Jumat (29/6).
Mengenai perlunya penampilan saat jalan-jalan di mall, menurut Bambang sangat penting. Mall dengan segala isinya, imbuh dia, merupakan simbol kemoderenan. Barang-barang yang tidak modern akan disingkirkan dari mall. Oleh sebab itulah ketika berjalan-jalan di mall akan para konsumen juga bisa belajar apa saja yang sedang populer lewat gerai-gerai yang ada. Bahkan sesama pengunjung juga bisa saling melihat dan menilai, siapa yang penampilannya paling pantas dan modern. Kondisi ini sudah menjadi gaya hidup orang-orang modern termasuk warga Solo dan sekitarnya, imbuh Bambang.
Manajemen mencatat ada kurang lebih 10.000 hingga 15.000 orang yang berkunjung ke SGM tiap harinya. Di saat weekend jumlah pengunjung meningkat signifikan antara 20.000 hingga 25.000 orang/hari. Bisa ditebak, imbuh Bambang, 70% dari pengunjung adalah wanita dan remaja puteri. Sisanya adalah bapak-bapak, remaja putera dan anak-anak.
