SOLOPOS.COM - (FOTO: Istimewa)

(FOTO: Istimewa)

Taman bermain, water park atau water boom kini menjamur di mana-mana. Di daerah seperti Sukoharjo, Klaten dan Karanganyar, muncul wahana bermain baru yang dulu hanya ditemukan di Ancol, Jakarta. Begitu pula saat muncul di daerah, banyak yang mengira wahana-wahana tersebut dibuat oleh orang Jakarta.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Padahal kenyataannya sama sekali bertolak belakang. Siapa sangka jika beberapa wahana bermain di Karangpandan dan Tawangmangu adalah asli buatan orang Soloraya. Bahkan wahana-wahana baru yang sedang dibangun di Kalimantan, Batam dan Kediri adalah made in Soloraya. Biasanya proyek pembuatan wahana itu bernilai tinggi, ada yang puluhan juta, ratusan juta bahkan miliaran rupiah.

“Ada orang Solo yang mencari pembuatnya sampai ke Jakarta. Justru saat itu orang Jakarta sendiri yang memberi tahu bahwa mereka juga memesan wahana dari Solo,” kata Sugiyono, pemilik Rumah Fiber, sebuah usaha kerajinan fiber di Kalioso, Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (7/7) lalu.

Sudah tujuh tahun Sugiyono malang melintang di dunia kerajinan fiber. Spesialisasinya adalah membuat peralatan untuk wahana bermain, termasuk water boom yang kini menjamur di mana-mana. Namanya di Soloraya belum banyak dikenal meskipun sudah pernah membangun fasilitas taman bermain di beberapa tempat seperti Colomadu, Tasikmadu, Kudus dan Jepara. Padahal di luar Jawa, Rumah Fiber sudah dikenal luas dengan pengalamannya menggarap wahana bermain mulai dari Meulaboh (Aceh), Batam, Medan, Kalimantan hingga Papua.

“Sekarang saya sedang mengerjakan water park di Taman Puncak Sindrap, Sulawesi.”

Selain membuat wahana air, Sugiyono juga dikenal dengan produk-produk kecilnya seperti bak sampah pesanan pemerintah daerah atau perusahaan sampai mainan-mainan koin untuk tempat hiburan dan mal. Belum lagi fasilitas bermain anak yang biasa dipakai di taman kanak-kanak. Pesanan ini terus berdatangan dari berbagai tempat yang jauh. Bahkan karena banyaknya pesanan, Sugiyono sempat menghentikan sementara pesanan yang masuk.

“Sekarang yang dikerjakan adalah pesanan yang sudah lama. Sekarang bisa pesan, tapi pengerjaannya masih harus nunggu nanti setelah Lebaran,” katanya.

Sugiyono memang enggan membuat target produksi yang muluk-muluk karena produknya murni buatan tangan. Mulai dari pembuatan mal hingga finishing semuanya dilakukan manual. Ini pula yang membedakannya dengan pabrik-pabrik plastik atau fiber yang memproduksi mainan secara massal.

Sugiyono bukan satu-satunya orang Soloraya yang bergerak di bidang produksi mainan fiber ini. Nama lainnya adalah Wahyu Eko Prasetyo, pemuda asal Semanggi, Pasar Kliwon yang memproduksi mainan fibernya di Grogol, Sukoharjo. Kini Wahyu kini bahkan dikenal sebagai spesialis pembuat wahana air atau taman bermain di berbagai kota.

 

Dituntut Serba Bisa

Wahyu sudah mulai merintis usahanya sejak empat tahun lalu. Seperti halnya Sugiyono, Wahyu juga merintis pemasarannya melalui jaringan internet, termasuk fasilitas iklan di situs-situs tertentu. Dari situ pula dia dipercaya mengerjakan sejumlah proyek besar di berbagai daerah mulai dari Papua, Kalimantan hingga kota-kota di Jawa.

“Sekarang saya sedang mengerjakan proyek water park terpanjang di dunia yang ada di Kediri, ini kami garap selama tiga bulan,” kata Wahyu saat ditemui di workshop­-nya, Parangjoro, Grogol, Sukoharjo, Minggu (8/7).

Water park tersebut memiliki panjang sekitar 265 meter dan tinggi menara puluhan meter. Masih di kompleks yang sama, akan dibangun wahana baru bernama Water Slide Tsunami yang akan membuat penonton seolah sedang tersapu gelombang tsunami. “Ini baru pertama kalinya ada di Indonesia. Kami beruntung dipercaya menggarapnya.”

Dalam proyek seperti ini, pengusaha fiber bukan hanya membuat wadah atau seluncur air yang terbuat dari bahan fiber. Mereka juga mengerjakan semua bagian mulai dari kerangka besi, tower dan seluruh rangkaiannnya. Misalnya saat membuat sebuah komedi putar, mereka bukan hanya membuat tempat duduknya yang lucu, tapi juga seluruh kerangka hingga sistem mekaniknya.

Di tengah tantangan menembus proyek pembangunan wahana besar, Wahyu pun masih menyempatkan diri menggarap produk yang lebih kecil. Yang jelas, mereka dituntut untuk serba bisa. Bukan hanya membuatnya tapi juga keamanannya.

Skill dasar kami sudah ada dari dulu. Ini tidak semua orang bisa melakukan, termasuk menjamin safety-nya.”

(FOTO: Istimewa)

Wahyu (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

Sugiyono (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

Seorang pekerja sedang menyelesaikan bagian mainan untuk playground di workshop milik Wahyu, Parangjoro, Grogol, Sukoharjo, Sabtu (7/7/2012). (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

Patung-patung pelengkap taman bermain buatan Sugiyono. (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya