SOLOPOS.COM - oto : Subandi menunjukkan budidaya jamur yang dia kembangkan di rumahnya, Dusun IV, Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, Selasa (9/6/2015). (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Peluang usaha bagi para pensiunan salah satunya lewat budi daya jamur.

Solopos.com, KULONPROGO — Puluhan pensiunan mengikuti pelatihan usaha budi daya jamur di Dusun IV, Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, Selasa (9/6/2015). Mereka diharapkan mendapatkan inspirasi memilih kegiatan untuk mengisi masa pensiun.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

“Banyak pilihan untuk menjalani masa pensiun. Saya memilih tetap produktif dan percaya kalau itu jadi kunci sehat dan sejahtera di usia senja,” kata Subandi Purwo Widarto, pemateri sekaligus pembudidaya jamur di Dusun IV, Kanoman.

Sejak purna tugas sebagai PNS di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kulonprogo pada 2008 lalu, Subandi terus mencari-cari kegiatan yang tepat baginya. “Ini hanya usaha sampingan, jadi cocok buat pensiunan. Tidak butuh main pacul, hanya mengeluarkan tenaga untuk menyiram,” kata Subandi.

Usaha yang dijalankan Subandi lebih fokus pada pembuatan media jamur atau baglog untuk jenis jamur tiram, kuping, dan lingzhi. Dalam satu bulan, dia bisa menjual hingga 9.000 baglog seharga rata-rata Rp2.000.

“Budi daya jamurnya itu cuma jadi contoh saja kalau ada yang mau belajar ke sini. Namun, menjelang Lebaran, biasanya kami terima banyak pesanan keripik jamur juga,” papar kakek dari empat orang cucu itu.

Subandi lalu mengungkapkan, bibit jamur yang dia kembangkan di baglog buatannya berasal dari wilayah Sleman. Baglog yang telah berusia satu bulan kemudian dipasarkan ke wilayah Bantul, Gunung Kidul, dan Klaten.

“Kalau sekitar Kulonprogo, pemasarannya ke beberapa kelompok wanita tani (KWT),” ucapnya.

Selain mengembangkan usahanya, Subandi juga senang berbagi pengalaman dan pengetahuan. Dia bahkan mengaku senang bisa memotivasi sesama pensiunan seperti yang dia lakukan hari itu.

“Tidak usah khawatir rugi asal teknisnya benar,” katanya.

Sementara itu, Regional Governance Head BTPN Purna Bakti wilayah Jawa Tengah, Hari Suseno mengatakan, kegiatan hari itu merupakan bagian dari program Daya yang diselenggarakan secara berkala. Pihaknya sengaja memilih Subandi sebagai salah satu nasabah yang sukses merintis usaha di masa pensiun.

“Harapannya, setelah dari sini mereka terinspirasi ikut berwirausaha untuk menambah penghasilan. Kalau tidak, minimal bisa jadi tambahan kegiatan,” ungkap Hari.

Hari menambahkan, penerima manfaat BTPN Purna Bakti di DIY saat ini telah mencapai 30.000 orang. “Kami menyadari nasabah tidak hanya membutuhkan akses keuangan untuk tetap produktif dan sejahtera setelah purnatugas. Mereka juga butuh pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas,” jelasnya kemudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya