Lifestyle
Rabu, 1 Mei 2024 - 16:55 WIB

Pengalaman Masa Kecil Pengaruhi Tingkat Depresi di Masa Remaja

Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi remaja depresi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Sebuah studi baru-baru ini menyebutkan bahwa pengalaman masa kecil yang positif dan bahagia dapat mengurangi risiko seorang remaja mengalami depresi atau gangguan kecemasan. Untuk menjaga kesehatan mental anak, simak ulasannya di tips parenting ini.

Dilansir dari Medical Daily, Selasa (30/4/2024), seorang peneliti bernama Hasina Samji dari Universitas Simon Fraser di Kanada, Amerika Serikat, melakukan penelitian pada lebih dari 8.800 pelajar dari bulan Januari hingga Maret 2022.

Advertisement

Pesertanya adalah siswa kelas XI di sekolah British Columbia yang diminta untuk mengingat kembali sejumlah pengalaman positif dan buruk yang mereka alami hingga usia 18 tahun. Para siswa juga diminta untuk menilai tingkat keparahan gejala depresi dan kecemasan mereka serta menilai kesejahteraan mental dan kepuasan hidup mereka secara keseluruhan.

Hasilnya menunjukkan bahwa orang dewasa yang mengalami empat atau lebih pengalaman masa kecil yang buruk, berpotensi empat kali mengalami depresi dan kepuasan hidup yang rendah, berisiko tiga kali mengalami kecemasan dan 30 kali lebih mungkin melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan orang yang tidak memiliki pengalaman masa kecil yang buruk.

“Remaja yang tidak memiliki pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan [ACE] memiliki kesehatan mental dan kesejahteraan yang jauh lebih baik dibandingkan mereka yang memiliki satu atau lebih ACE,” kata para peneliti dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Abuse and Neglect dikutip dari Antara pada Rabu (1/5/2024).

Advertisement

Samji menyoroti kesengsaraan menyebabkan banyak dampak buruk di berbagai bidang baik itu penyakit menular, atau penggunaan narkoba, atau obesitas, atau penyakit jantung.

“Ketika Anda melihat orang-orang yang telah mengalami empat atau lebih pengalaman buruk di masa kanak-kanak, dibandingkan dengan lebih sedikit atau sama sekali tidak mengalami pengalaman buruk—mereka berisiko lebih tinggi mengalami hampir semua dampak buruk kesehatan,” kata Samji.

Oleh sebab itu, guna menjaga kesehatan mental para remaja terutama setelah pandemi Covid-19, ia meminta semua pihak untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh para remaja untuk melewati krisis yang terjadi dalam kehidupan mereka.

Advertisement

“Saya memang ingin ke hulu dan memikirkan dukungan di tingkat individu, tapi juga dukungan struktural dan sistemik seperti apa yang bisa kita berikan lebih awal,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif