SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pengobatan kanker dari bahan alam dapat memanfaatkan biji kedelai dan minyak cengkeh.

Harianjogja.com, JOGJA – Pada tahun 2004, kematian akibat kanker mencapai 7,4 juta dan pada tahun 2015 diperkirakan menjadi 83,2 juta. Meski begitu, keberhasilan pengobatan kanker masih sangat rendah. Diperlukan pengembangan obat antikanker baru untuk mengatasi. Dari sekian bahan alam, golongan flavonoid diantaranya isoflavon potensial dikembangkan sebagai obat antikanker.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Dosen Bagian Histologi dan Biologi Sel Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada, Sri Herwiyanti mengatakan senyawa turunan isoflavon banyak dijumpai pada biji kedelai dan minyak cengkeh. Senyawa ini memiliki struktur mirip 17 beta estradiol manusia sehingga mampu mempengaruhi kadar hormon wanita pra dan pascamenopause.

“Senyawa -senyawa tersebut terbukti mempunyai aktivitas antikanker pada berbagai jenis kanker, seperti kanker ovarium, kanker panyudara, kanker serviks, melanoma, hepaktokarsinoma, dan adenokarsinoma,” kata Sri Herwiyanti dalam ujian terbuka promosi doktor di FK GM, Senin (9/2.2015).

Meskipun turunan isoflavon terutama genistein dan daidzein aktif pada berbagai jenis kanker potensial untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi antikanker tetapi ketersediaannya sangat terbatas. Herwiyanti mengatakan hasil isolasi dari kedelai tidak menguntungkan secara ekonomis karena biaya isolasi relatif mahal. Untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan senyawa isoflavon, ia mengembangkan bahan alam sebagai bahan baku obat dengan mensintesis senyawa turunan isoflavon dari bahan minyak cengkeh (eugenol) yang banyak tersedia seperti senyawa 1,2-epoksi-3(3-(3,4- dimetoksifenil)-4H-1-benzopiran-4on)propana.

Potensi kesehatan turunan senyawa isoflavon tersebut diuji pada hewan percobaan percobaan sebanyak 40 ekor tikus Spraque Dawley (SD) yang diinduksi dengan sel kanker payudara T47D dan MCF-7, dan 12 imetilbenzo(a)anthracene (DMBA). Awalnya, pemberian induksi DMBA pada tikus terbukti meningkatkan pembentukan nodul payudara tikus sebesar 100%. Setelah diberi senyawa dari turunan isoflavon tersebut terjadi sejumlah perubahan.

“Pemberian senyawa turunan isoflavon mampu menurunkan persentasi pembentukan nodul payudara tikus yang mencdapat paparan DMBA, persentase pembentukan nodul nol persen,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya