Lifestyle
Senin, 19 September 2022 - 14:25 WIB

Penuh dengan Filosofi, Deretan Arti Kata Sekaten dari Berbagai Bahasa

Wahyu Prakoso  /  Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang mulai menggelar dagangan di arena Sekaten 2022 di Alun-Alun Utara, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Selasa (13/9/2022)

Solopos.com, SOLO — Sekaten merupakan acara yang diadakan di Kota Solo dan Jogja menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW. Di balik itu, ternyata kata Sekaten ternyata mempunyai arti tersendiri dalam beberapa bahasa.

Di Solo sendiri, acara pasar malam Sekaten telah resmi dibuka sejak 16 September 2022 hingga 16 Oktober 2022. Setelah sebulan penuh, Sekaten akan ditutup dengan Grebeg Maulud berupa kirab gunungan, yang menjadi puncak acara.

Advertisement

Menurut informasi yang tayang di situs resmi Pemkot Solo, Sekaten di Solo mulai digelar sejak abad ke-15. Ternyata Sekaten pada zaman dahulu digunakan Wali Songo untuk menarik perhatian masyarakat terhadap Islam. Sekaten dipercaya sebagai perpadauan antara kesenian dan dakwah karena melalui acara inilah, masyarakat mulai diperkenalkan Islam.

Di balik itu, Sekaten dalam bahasa Indonesia dan Arab ternyata mempunyai arti yang filosofis.

Advertisement

Di balik itu, Sekaten dalam bahasa Indonesia dan Arab ternyata mempunyai arti yang filosofis.

Baca Juga: Sejarah Sekaten Solo, Ternyata sebagai Sarana Penyebaran Islam

Berdasarkan arsip sejarah milik Masjid Agung Solo, Sekaten berasal dari kata sekati yang artinya setimbang atau seimbang. Dengan demikian, perayaan Sekaten berarti peringatan agar seseorang hidup dengan cermat menimbang atau menilai hal yang baik dan yang buruk.

Advertisement

Baca Juga: Cara Download Video YouTube dan MP3 Soundcloud Melalui Tubidy

Ditilik dari bahasa Arab, Sekaten yang kemudian menjadi tradisi di Keraton Solo dapat berasal dari sejumlah kata, antara lain sakatain yang artinya menghentikan atau menghindari dua perkara, yakni sifat lacur, pengecut, dan menyeleweng, melanggar aturan atau hukum.

Selanjutnya sakhatain, artinya menghilangkan dua perkara, yakni watak hewan dan sifat setan. Karena watak itu sumber kerusakan; hewan biasanya senang merusak, dan setan merupakan musuh nyata manusia serta selalu mengajak kepada permusuhan atau pertengkaran, bahkan kesesatan.

Advertisement

Baca Juga: Mete dan Sacha Inchi, Kacang Istimewa dari Wonogiri

Kemudian sakhotain, yakni menanamkan dua perkara, yaitu selalu memelihara budi suci atau budi luhur, dan selalu menghambakan diri kepada Tuhan agar hati menjadi bersih, lunak, dan tenang (mutmainah).

Lalu syahadatain, artinya meyakini kebenaran dua perkara, yaitu syahadat tauhid yakni pernyataan keyakinan atas adanya Allah SWT, dan syahadat rasul, yakni pernyataan keyakin bahwa Nabi Muhammad SAW utusan Allah.

Advertisement

Baca Juga: Colomadu Karanganyar Masuk Wilayah Eksklave di Indonesia, Ini Maksudnya

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif