SOLOPOS.COM - Ilustrasi terlambat (derbytelegraph.co.uk)

Ternyata ini penyebab Indonesia suka ngaret.

Solopos.com, SOLO – Indonesia dikenal dengan budaya ngaret. Menurut sosiolog Nia Elvina budaya buruk tersebut disebabkan oleh nilai yang telah berkembang di masyarakat khususnya nilai kemauan untuk maju dan patron-klien.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Nilai kemauan untuk maju di masyarakat kita memang masih sangat rendah sehingga muncul fenomena tidak menghargai waktu,” ujar sosiolog dari Universitas Nasional ini saat dihubungi oleh Bisnis, Sabtu (6/1/2018).

Fenomena ini kian berkembang dengan diperkuat oleh prilaku para elit yang juga kemajuan untuk majunya juga sangat rendah. Umpamanya, waktu rapat anggota DPR atau rapat kabinet ngaret atau datang sekadar isi absen.

“Masyarakat kita karena masih menganut budaya patron-klien, tadi ikut meniru kebiasaan para elit tadi,” ujarnya.

Sebenarnya bangsa Indonesia juga sudah didesain oleh pendiri bangsa ini dengan nilai demokrasi Pancasila yang mencukup aspek politik, sosial, dan ekonomi. Didalamnya sudah termasuk nilai untuk maju.

“Pratiknya saja kita ini yang mandek, karena pemangku atau para elit bangsa ini banyak yang tidak paham atau minim pengetahuannya tentang nilai yang dibangun para pendiri bangsa tadi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya