SOLOPOS.COM - Ilustrasi perdagangan anak. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Perdagangan anak adalah masalah global, sub-bentuk perdagangan manusia yang terjadi pada tingkat tertentu di hampir setiap negara di dunia, dari negara terbelakang hingga paling berkembang.  Salah satu otoritas terkemuka dunia tentang perdagangan manusia adalah Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), yang Laporan Global 2022 tentang Perdagangan Orang menawarkan wawasan tentang keadaan perdagangan manusia dan anak saat ini di seluruh dunia.

Menurut laporan Global 2022 UNODC tentang Perdagangan Manusia, yang mengumpulkan pengalaman 51.675 korban perdagangan manusia pada  2020 di 166 negara, sekitar 18% dari mereka yang diperdagangkan adalah anak perempuan dan 17% lainnya adalah anak laki-laki.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam hal tingkat total, laporan tersebut memperkirakan bahwa masalah korban perdagangan manusia dan anak terdeteksi pada tingkat rata-rata global 1 orang per 100.000 pada tahun 2020.

Namun, laporan tersebut juga memperjelas bahwa jumlah korban yang terdeteksi secara substansial lebih rendah daripada jumlah keseluruhan korban yang diperdagangkan, yang belum diketahui. Selain itu, tingkat deteksi tidak tergantung pada tingkat perdagangan yang sebenarnya. Hal ini terutama berlaku di negara-negara maju, yang tingkat deteksinya cenderung jauh lebih tinggi karena lembaga penegak hukumnya yang lebih kuat.

Sebagai perbandingan, lembaga penegak hukum di negara kurang berkembang seringkali beroperasi dengan sumber daya dan pelatihan yang lebih sedikit, yang menurunkan peluang mereka untuk mendeteksi aktivitas perdagangan manusia.

Menurut laporan UNDOC, 38,8% dari semua korban perdagangan manusia yang terdeteksi pada  2020 diperdagangkan untuk tujuan kerja paksa (perbudakan), yang masih banyak terjadi di banyak belahan dunia. 38,7% lainnya diperdagangkan untuk tujuan eksploitasi seksual, penurunan yang signifikan dari persentase tahun 2019 sebesar 48%.

Korban yang tersisa diperdagangkan untuk dipaksa melakukan kegiatan kriminal (10,2%), dipaksa menikah (0,9%), dipaksa mengemis (0,7%), mengalami adopsi ilegal (0,3%) atau pengambilan organ (0,2%) ), atau dieksploitasi dengan berbagai cara (10,3%), seperti eksploitasi seksual dan kriminalitas paksa.
Laporan selanjutnya menunjukkan bahwa metode eksploitasi yang dominan berubah secara drastis tergantung pada usia individu yang diperdagangkan.

Dalam analisis terhadap 565 korban dari segala usia, 79% korban berusia 15-17 tahun, 92% korban berusia 18 tahun-22 tahun, dan 84% korban berusia 23-27 tahun menjadi sasaran eksploitasi seksual.

Di negara mana perdagangan anak lebih umum?

Perdagangan anak terjadi di hampir setiap negara di Bumi, tetapi cenderung lebih umum di negara berkembang, di mana lembaga penegak hukum memiliki sumber daya yang lebih sedikit dan ekonomi yang kurang kondusif dapat membuat orang lebih cenderung beralih ke profesi yang melanggar hukum. Negara-negara yang berperang dan negara-negara yang dilanda perang juga cenderung mengalami peningkatan perdagangan anak, karena konflik tersebut menyebabkan lebih banyak anak menjadi yatim piatu dan rentan terhadap perdagangan. Terakhir, laporan PBB mencatat bahwa individu dari segala usia yang saat ini mengungsi karena perubahan iklim lebih mungkin menjadi korban perdagangan manusia.

Secara regional, perdagangan anak cukup umum di Afrika, khususnya Afrika Barat, di mana hampir semua korban perdagangan manusia adalah anak-anak. Perdagangan anak juga sangat umum di wilayah Mekong Asia, yang meliputi Kamboja, sebagian China, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.

Meski negara Super Power, ternyata kasus perdagangan anak juga masih terjadi di Amerika Serikat. Ada beberapa negara bagian di negara di mana perdagangan anak sangat umum terjadi. Negara bagian dengan tingkat perdagangan anak tertinggi meliputi Delaware, California, Missouri, Michigan, dan Texas.

Negara bagian ini juga memiliki tingkat perdagangan manusia yang sangat tinggi, di mana sekitar 3,5 dari setiap 100.000 orang di negara bagian tersebut menjadi korban perdagangan manusia. California memiliki tingkat perdagangan manusia tertinggi, termasuk perdagangan anak, di Amerika Serikat pada 2019. Selama tahun ini saja, California melaporkan lebih dari 1.500 kasus perdagangan manusia.

Bagaimana perdagangan anak dapat dihentikan?

Perdagangan anak memiliki banyak faktor penyebab dan karenanya tidak memiliki solusi yang sederhana. Meskipun demikian, salah satu cara terbaik untuk mengurangi perdagangan anak adalah dengan mengajari anak-anak untuk berhati-hati dan mendidik mereka tentang tanda-tanda peringatan dan risiko yang terkait dengan perdagangan anak, termasuk perawatan dan pemerasan. Undang-undang yang kuat melawan perdagangan anak adalah pencegah yang membantu, begitu pula tingkat hukuman yang tinggi bagi mereka yang tertangkap basah melakukan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya