SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang kaya naik private jet. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Saat ini di media sosial kita bisa dengan mudah melihat orang memamerkan kekayaan mereka, agar tidak silau mata ketahui beda orang kaya asli dan palsu. Dengan demikian kita bisa tahu apakah mereka sekadar pamer atau memang tajir melintir beneran.

Menampilkan diri seolah-olah kaya asli padahal sebetulnya palsu disebut juga dengan flexing. Menurut akademisi Profesor Rhenald Kasali flexing merupakan salah satu strategi pemasaran dengan tujuan untuk menarik crowd lebih banyak.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebetulnya ada cara mudah untuk melihat beda orang kaya asli dan palsu. Nah bagi kalian yang penasaran, simak terus ulasannya di tips keuangan kali ini.

Baca Juga: Tajir Melintir, Ini Deretan Bisnis Milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

“Apakah ini bakal mengubah teori Maslow Atau sekedar lucu-lucuan? Market signalling buat datangkan crowd, atau menarik sponsor? Inilah kecerdikan kaum flexing.  Banyak yang perutnya belum kenyang bisa pamer iPhone terbaru. Rumah belum punya, tapi mobilnya aduhai. Meski sepeda motornya masih cicilan, kalung emasnya dipamerkan untuk ambil uang di ATM. Tapi tiap generasi selalu ada yang nyampah kaya begini, termasuk name dropping,” tutur Rhenald Kasali.

Sebetulnya mudah untuk melihat beda orang kaya asli atau palsu. Salah satu ciri orang kaya palsu adalah gemar pamer barang-barang mewah yang dimilikinya. “Banyak sekali contohnya, kita bisa melihat di mana-mana. Katanya kaya tapi kaya kok dipamer-pamerkan. Saat naik pesawat saya justru bertanya-tanya siapakah orang yang duduk di sebelah saya? Semakin sederhana penampilannya, saya justru semakin was-was. Jangan-jangan ini orang terkaya di dunia,” tuturnya di kanal Youtube Prof. Rhenald Kasali berjudul Inilah Kaya Boong-boongan yang Dipamerkan & Dipercaya Milenial dan Ditiru Luas seperti dikutip pada Minggu (13/2/2022).

Menurut Rhenald Kasali orang benar-benar kaya memiliki ciri-ciri:
1. Biasanya menjaga privacy.
2. Mengutamakan comfort dan quality bukan label/merek besar.
3. Ketika bertemu orang lain, mereka tidak menjelaskan diri mereka sendiri. Sebaliknya mereka justru bertanya kepada orang lain.

Baca Juga: Pura-Pura Kaya untuk Praktikan Teori Signaling

“Orang kaya [asli] itu beli barang untuk disimpan dalam waktu yang panjang. Karena waktu bagi mereka sangat penting sekali. Tapi mereka [orang kaya palsu] sebaliknya, beli barang untuk pamer dan flexing,” kata Rhenald Kasali seperti dikutip dari kanal Podcast Deddy Corbuzier.

“Orang kaya itu definisinya adalah ketika dia memberi banyak, rasanya baru sedikit. Itu orang kaya dan bersyukur,” sambungnya.

Ia juga menjelaskan bahwa barang yang dimiliki orang kaya asli sangat berbeda dengan orang kaya palsu. “Segi barang sudah beda. Misalnya ada satu orang, rumah cicilan tapi rumahnya biasa aja dan mobilnya sekian miliar nah itu bisa jadi a big question,” ungkapnya.

Baca Juga: Special Award IMAB dan Rhenald Kasali Lengkapi Ajang SBBI 2022

“Orang kaya palsu membeli sesuatu untuk menarik perhatian bukan keperluan. Beda dengan orang kaya asli yang mengutamakan asuransi kesehatan dan investasi lebih ke saving kalau orang kaya palsu konsumsi,” lanjutnya.

Orang kaya palsu hobi memamerkan kekayaan mereka, berbeda dengan orang kaya asli yang tidak hobi pamer. Dia mencontohkan salah satu Tiktokers yang pamer uang Rp400 juta hanya untuk beli nasi goreng. Ujung-ujungnya justru memancing komentar dari Ditjen Pajak. Bahkan menurutnya saat ini banyak sekali anak muda yang mendiami suatu wilayah sudah bergelar crazy rich. “Misalnya crazy rich dari Kemang,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya