SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengguna Twitter via telepon seluler (Dailymail.co.uk)

Perilaku netizen yang kencanduan sosial media belakangan kian marak.

SOLOPOS.COM. SOLO — Perilaku netizen yang kecanduan sosial media kian marak. Media sosial bak bagian kehidupan, yang jika belum update status belum lengkap rasanya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tingkah laku semacam ini sering disebut fears of missing out atau FOMO. Penyakit psikologis ini merupakan salah satu ketakutan atau kekhwatiran ketinggalan yang terbaru di media sosial.

Pecandu media sosial yang mengidap FOMO biasanya gelisah ketika meninggalkan sosial media. Saat bersanding dengan telepon seluler, pengidap FOMO akan berkali-kali mengecek notifikasi media sosial.

Pengidap FOMO cenderung apatis, pencandu medsos tak peduli dengan lingkungan sekitar dan selalu berselancar di dunia maya.

Efek jangka panjang pencandu akan lebih percaya dengan media sosial dibanding lingkungan sekitar bahkan keluarganya. Pecandu akan lebih banyak menarik diri dari lingkungan sosial. 

Dilansir dari dailymail.co.uk, Jumat (12/9/2015) Dr. Heather Cleland Woods, dari Glasgow University, mengatakan “Masa remaja bisa menjadi masa yang rawan timbulnya depresi dan kecemasan. Sehingga sulit unutuk mengembangkan emosionalnya. Kualitas tidur yang buruk juga dapat mempengaruhi ini.”

Remaja yang sedang menikmati dunia maya akan lebih beresiko mengembangkan masalah emosionalnya.  (Syaiful Amri/JIBI/Solopos.com)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya