Kontrasepsi hormonal banyak digunakan karena relatif praktis dan tidak mengurangi kenyamanan dibanding metode lainnya seperti kondom. Namun kontrasepsi tersebut juga paling banyak memberikan efek samping, termasuk gangguan siklus menstruasi dan bercak hitam di wajah.
Bagi pengidap diabetes, efek samping yang paling mengkhawatirkan dari penggunaan kontrasepsi hormonal adalah peningkatan kadar gula darah. Diduga hormon yang digunakan dapat mempengaruhi kerja insulin dalam metabolieme gula.
Baru-baru ini para ahli dari University of Texas Medical Branch di Galveston melakukan penelitian, khusus untuk menjawab kekhawatiran tersebut. Penelitian itu dilakukan selama 3 tahun dan hasilnya akan dimuat dalam jurnal Obstetrics and Gynecology edisi Januari 2011.
Penelitian tentang kontrasepsi hormonal yang diklaim sebagai yang terbesar ini menggunakan kontrasepsi hormonal berupa pil KB dan injeksi Depot medroxyprogesterone acetate (DMPA). Pembandingnya adalah kontrasepsi non hormonal seperti adalah kondom, pantang berkala dan sterilisasi.
Hasilnya, injeksi DMPA serta pil KB memang memberikan peningkatan kadar gula dan insulin di dalam darah. Peningkatan terjadi secara konsisten hingga 30 bulan pertama pemakaian, dengan laju peningkatan paling besar terjadi pada 6 bulan pertama.
Meski demikian, peneliti mengatakan bahwa peningkatan itu tidak cukup signifikan untuk memperburuk kondisi pengidap diabetes. Artinya, jenis kontrasepsi hormonal tetap aman digunakan meski punya gangguan pada insulin dan pengaturan kadar gula darah.
“Perlu diteliti lebih lanjut bagaimana DMPA dan pil KB mempengaruhi diabetes. Namun setidaknya, penelitian ini bisa menenteramkan pengidap yang terlanjur memakai metode kontrasepsi ini,” ungkap Dr Abbey Berenson dari Center for Interdisciplinary Research in Women’s Health seperti dilansir detikcom, Selasa (28/12).
dtc/nad