SOLOPOS.COM - Ilustrasi depresi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Psikolog klinis, Ratih Ibrahim,  mengajak agar masyarakat lebih menyadari bahaya depresi apabila tidak tertangani dengan baik karena berisiko menimbulkan ide dan tindakan bunuh diri. Agar kesehatan mental terjaga simak ulasannya di info sehat berikut ini.

“Saya mau mengajak kita semua untuk aware dengan apa sebetulnya depresi itu dan bagaimana kemudian sampai kepada bunuh diri,” kata Ratih yang merupakan Ketua II Bidang Kemitraan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia dalam webinar Major Depressive Disorder with Suicidal Ideation diikuti secara virtual dari Jakarta, Sabtu (10/9/2022), dikutip dari Antara pada Minggu (11/9/2022).

Promosi Penawaran Dimulai, Ini Keunggulan dan Cara Beli SBN 2024 Lewat BRImo

Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikeluarkan pada tahun ini, Ratih menyebutkan bahwa 1 dari 8 orang di seluruh dunia atau sekitar 970 juta orang di dunia mengalami gangguan mental. Kecemasan dan depresi menjadi gangguan mental yang paling umum.

Baca Juga: Pria di Ponorogo Gantung Diri, Istri Ungkap Keanehan Sikap Suaminya

Data yang ditunjukkan WHO tersebut, kata Ratih, merupakan jumlah yang tidak main-main. Ia juga menegaskan bahwa depresi   bisa membunuh seseorang secara diam-diam (silent killer) sehingga tidak bisa diremehkan.  “Dalam perjalanan saya sebagai seorang profesional kesehatan jiwa, saya menemukan memang betul-betul depresi ini nggak main-main,” katanya.

Lebih jauh, Ratih menjelaskan depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan mood yang depresif, kehilangan minat, self esteem semakin turun, muncul perasaan bersalah terus-menerus, serta aktivitas dan keberfungsian sehari-hari yang terus-menerus terganggu.

“Bila tidak ditangani secara serius memang akan masuk ke major depressive disorder [MDD] dan muncul keinginan untuk bunuh diri,” ujarnya.

Baca Juga: Waduh! Marshanda Dijebloskan ke RSJ saat Dikabarkan Hilang di AS

Bahaya depresi bisa berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan. Ia mengatakan depresi akan mempengaruhi kesehatan fisik, penurunan performa dan prestasi, penurunan kualitas hubungan dengan teman dan keluarga, penurunan produktivitas, serta penurunan kesempatan berkontribusi dalam masyarakat.

Ratih menegaskan usaha promotif serta preventif atau pencegahan sangat penting untuk dilakukan dan digencarkan. Bagi orang yang sehat diharapkan untuk tetap sehat, serta bagi yang memiliki gejala diharapkan dapat diminimalkan untuk menjadi pulih kembali.

Agar terhindar dari bahaya depresi, dia mengingatkan agar masyarakat terus menyadari pentingnya menjaga lima aspek yang terdiri dari fisik, kognitif, emosi, perilaku, dan sosial sebagai upaya pencegahan depresi.

Jika dijabarkan, aspek fisik menganjurkan agar masyarakat memperhatikan asupan nutrisi dan istirahat yang seimbang, dibarengi dengan olahraga rutin dan aktivitas fisik. Aspek kognitif berarti menjaga agar pola pikir tetap berkembang (growth mindset) sehingga dapat berpikir positif dan realistis.

Baca Juga: Siswi Depresi karena Dipaksa Berjilbab, 4 Guru di Bantul Dipanggil ORI

Agar terhindar dari bahaya depresi, perhatikan aspek emosi dengan menekankan pentingnya self care atau memberikan diri sendiri ruang untuk mengeluarkan emosi negatif dengan cara yang sehat, serta melakukan konseling dengan psikolog klinis dan psikoterapis.

Selain itu, aspek perilaku dapat diwujudkan dengan cara mengumpulkan emosi dan aktivitas positif serta meningkatkan aktivitas intelektual contohnya seperti membaca buku dan menonton film beredukasi. Sementara aspek sosial menganjurkan untuk senantiasa berinteraksi sosial, jika dimungkinkan secara tatap muka serta terhubung dengan keluarga.

“Intinya adalah kita bangun support system untuk kita sendiri dan juga untuk keluarga kita, teman-teman terdekat kita supaya tidak sendirian. Dan dalam ketidaksendirian tersebut depresi bisa dicegah, pikiran sampai dengan perilaku bunuh diri bisa dihindarkan. Mengapa? Karena semua kehidupan itu bermakna dan berharga,” kata Ratih.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya