SOLOPOS.COM - Ilustrasi puasa. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Karena bulan Muharam ini begitu istimewa, pada bulan ini juga terdapat beberapa amalan istimewa, di antaranya adalah melakukan ibadah puasa di seluruh hari di bulan istimewa ini. Simak ulasannya di tentang Islam kali ini.

BulanMuharam merupakan bulan agung dalam Islam. Bulan ini menjadi bulan permulaan pada kalender Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan hurum, bulan-bulan yang dimuliakan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pada satu kesempatan, Rasulullah pernah bersabda yang artinya:  “Puasa paling utama setelah Ramadan adalan berpuasa di bulan Allah, yaitu Muharam, dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Nasai, Ibn Majah, Darimi, dan Ahmad)

Mengenai penjelasan hadis tersebut ulama menyoroti kata syahrullah yang berarti “bulan Allah”. Julukan ini menandakan keagungan Bulan Muharam.

Dikutip dari mui.or.id pada Kamis (20/7/2023), sebagian kecil ulama ada yang memahami bahwa maksud puasa di bulan Muharam adalah puasa Asyura saja, bukan seluruhnya. Sementara itu, Imam an-Nawawi  menjelaskan bahwa ternyata puasa di Bulan Muharam tidak hanya pada hari ke sepuluh saja yang populer disebut puasa Asyura atau Suro.

Lalu, pertanyaannya, mengapa dalam riwayat lain justru menunjukkan Nabi SAW memperbanyak puasa di Bulan Syakban bukan di Bulan Muharam?

Berikut ini hadis selengkapnya:  “Dari Abu Salamah ia berkata, saya pernah bertanya kepada Aisyah Ra. tentang puasa Rasulullah SAW, maka ia pun berkata, ‘Rasulullah SAW sering berpuasa hingga kami mengira bahwa beliau akan puasa seterusnya. Dan beliau sering berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengira beliau tidak puasa terus-menerus. Dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa terus sebulan penuh kecuali Ramadan. Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya di bulan Sya’ban. Beliau berpuasa pada bulan Sya’ban hingga sisa harinya tinggal sedikit.” (HR. Muslim)

Terdapat dua jawaban dari Imam an-Nawawi terkait persoalan ini.

Pertama, menurutnya boleh jadi, Nabi SAW baru mengetahui keutamaan puasa Muharam di masa akhir hayatnya, beberapa saat sebelum wafat.

Kedua, boleh jadi pada bulan Muharam Nabi terhalang udzur, baik karena sering sakit atau sering melakukan perjalanan di Bulan Muharam sehingga puasanya tidak sesering puasa di Bulan Syakban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya