SOLOPOS.COM - Wajah bantaran Kali Pepe di Kampung Limolasan, Sudiroprajan. Foto diambil Minggu(1/7/2012)

Desain Penataan Kawasan Sudiroprajan (FOTO: Istimewa)

Kali Pepe yang membelah Kota Solo adalah masalah bagi banyak orang. Mulai banjir, sampah hingga air bercampur limbah yang berbau. Namun bagi Yunanto Nugroho dan rekan-rekannya, Kali Pepe masih memberi harapan.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Di benaknya, suatu saat kali itu tak lagi lelah mengangkut sampah dan limbah dari ribuan rumah di bantarannya. Di tepi Kampung Limolasan, Sudiroprajan, nantinya tak ada lagi bau menyengat dari gunungan sampah dan tak ada pula yang melihatnya dengan tatapan jijik. Yang ada justru orang-orang yang menikmati sore dan malam di pinggir kali sambil melihat perahu lalu lalang. Pendek kata, kampung itu bisa jadi Venesia mini pada suatu saat nanti.

Yunanto adalah warga Sudiroprajan, salah satu kelurahan di Solo yang dilewati hilir Kali Pepe. Laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai konsultan arsitektur tersebut sadar bahwa bayangan tersebut bertolak belakang dengan kondisi kampungnya saat ini.

Panjang Kali Pepe yang melintasi Sudiroprajan memang cuma ratusan meter, selebihnya kali ini mengalir panjang dari hulunya di Boyolali dan masuk ke Solo melalui  pintu air Tirtonadi. Mereka pun tahu penataan ini tidak akan cukup jika hanya dilakukan di Sudiroprajan tetapi harus dari hulunya.

“Kalau penyelesaiannya dipenggal-penggal memang sulit tapi kalau enggak mulai peduli dari kelurahan ya tidak akan terwujud. Harus ada kepedulian,” ujar Yunanto saat ditemui Espos di Kantor Kelurahan Sudiroprajan, Senin (25/6) malam.

Sulit, tapi Yunanto dan timnya tetap punya rencana besar. Sejak awal tahun ini, tim yang terdiri dari Akbar Hantar, Ardi Winoto, Riyanto, Beni Mustofa (keempatnya mahasiswa Arsitektur UNS) dan M Iqbal Rosyidi (Perencanaan Wilayah Kota UNS) memetakan masalah-masalah lingkungan di Limolasan. Di antaranya adalah bermuaranya sampah dari seluruh penjuru kota di kawasan itu dan perilaku membuang limbah rumah tangga oleh masyarakat setempat.

Belakangan masalah sampah bukan lagi dianggap sebagai kendala, melainkan sebagai potensi. Sadar bahwa sampah di Kali Pepe tidak mungkin habis, mereka tidak berniat menghilangkannya namun memanfaatkannya. Dalam perencanaan mereka, sampah disaring melalui bolar-bolar yang akan dibangun di tengah kali. Selanjutnya para pengumpul sampah dan pemulunglah yang akan bekerja.

Oleh para pengumpul, sampah-sampah itu akan dipisahkan antara yang organik dan yang tidak. Sampah-sampah organik akan diolah menjadi kompos. Sedangkan sampah-sampah plastik akan disortir untuk didaur ulang. “Di sini sebenarnya sudah ada KUB Teknik dan sudah memiliki mesin pencacah plastik. Jadi nantinya pengolahan sampah akan ditangani oleh KUB itu,” terang Yunanto.

Demikian pula untuk urusan limbah rumah tangga yang langsung masuk ke kali. Di bantaran kali, berderet bangunan-bangunan semi permanen yang kebanyakan dipakai sebagai dapur. “Warga sini banyak yang memiliki bisnis kuliner, mereka memasaknya di dapur itu dan langsung membuang limbah ke kali.”

Rencananya, limbah rumah tangga inilah yang akan ditata tanpa harus menghentikan aktivitas ekonomi warga. Caranya di salah satu sudut bantaran akan dibangun sebuah instalasi pengolah limbah berupa septictank komunal untuk mengolah limbah organik dari dapur rumah tangga. Di situ, limbah dialirkan dan dinetralisir oleh tanaman-tanaman pengurai yang sudah disiapkan. “Sistem ini dikenal dengan waste water garden. Saat di buang ke kali, airnya sudah bersih,” terang Akbar Hantar dalam kesempatan yang sama.

Ruang Publik

Penataan sampah dan limbah memang salah satu faktor penting dari proses penataan kawasan Limolasan. Namun, menurut Yunanto, dan timnya, pendidikan terhadap masyarakat bantaran kali adalah yang terpenting. Beruntung, rencana ini juga mendapat dukungan dari masyarakat sekitar bantaran. “Saya pernah mengatakan, kalau rencana ini disetujui, konsekuensinya mereka harus bersedia membongkar bangunan-bangunan itu,” kata Yunanto.

Hal ini tak lepas dari keinginan untuk mengembalikan kawasan bantaran ke fungsi yang sebenarnya, yaitu kawasan resapan air. Jika sudah bersih dari bangunan dan sampah, lahan milik negara itu akan ditata menjadi ruang terbuka hijau. Sepanjang bantaran Limolasan tak lagi tertutup rabat beton, melainkan kombinasi paving block, rumput dan terakota.

Di atasnya akan dibangun deretan gazebo dan tanaman penghijauan serta lampu-lampu hemat energi. Rencananya lampu-lampu ini akan dinyalakan dengan energi listrik yang dibangkitkan dari gas hasil pengolahan limbah di septic tank komunal. “Gazebo-gazebo ini boleh dipakai sebagai dapur warga tapi hanya sampai siang hari. Malamnya bisa jadi tempat untuk warung hik,” kata Akbar.

Demikian pula dengan kali itu sendiri. Mereka berencana memperbaiki talut dan memperindahnya dengan mural. Lebih jauh jika sampah dan limbah telah teratasi, kali itu akan menjadi jalur transportasi air seperti di masa lalu. Begitulah cara mereka menjadikan bantaran itu sebagai ruang publik baru.

Ruang terbuka hijau memang sudah tak ada lagi di Sudiroprajan yang padat. Padahal itulah yang diinginkan oleh warga setempat selama ini. “Masyarakat butuh lingkungan sehat dan ruang untuk anak bermain. Selama ini belum ada ruang publik yang layak di Sudiroprajan,” ujar Lurah Sudiroprajan, Dalima, di kantornya, Senin (25/6) malam.

Karena itulah Dalima berharap banyak realisasi rencana ini sekaligus jadi pilot project penataan bantaran. Realisasi itu sendiri sangat mungkin terjadi mengingat perencanaan itu telah memenangi Lomba Rancang Tata Ruang Dan Lingkungan Solo Eco Cultural City 2012 yang digelar Pemkot Solo.

Wajah bantaran Kali Pepe di Kampung Limolasan, Sudiroprajan. Foto diambil Minggu(1/7/2012) (FOTO: Adib Muttaqin Asfar/JIBI/SOLOPOS)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya