SOLOPOS.COM - WIDODO (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

M Ngemron (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

“Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan, sabda Rasulullah SAW, adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR Ibnu Majah).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam sebuah hadis diungkapkan: ”Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan shaum?” tanya Rasul pada para sahabat. “Tentu saja,” jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan,”Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahim” (HR Bukhari Muslim).

Dosen Psikologi Agama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), M Ngemron, mengatakan manfaat silaturahim sangat banyak. Silaturahim dapat memanjangkan umur, meluaskan rezeki dan menghilangkan dosa.

“Saat silaturahim, kita disuruh berjabat tangan dan itu bisa menghilangkan dosa. Kita pun saling mendoakan ketika silaturahim,” kata Ngemron saat ditemui Solopos.com di rumahnya di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Selasa (10/7/2012).

Pada Bulan Syakban, umat Islam banyak yang mengikuti tradisi sadranan. Ngemron menuturkan sadranan berasal dari kata shodrun yang berarti dada. Di dalam dada ada qolbun atau hati.

Di dalam hati terdapat fu’ud atau mata hati yang tidak bisa ditipu. Menurut Ngemron, ada pihak-pihak yang menyebut tradisi sadranan  itu termasuk bidah dan musyrik. Menurutnya, sebelum menilai demikian perlu memaknai sadranan itu sendiri.

“Sadranan  dilaksanakan pada bulan Ruwah, yang berasal dari kata ”roh”. Manusia itu punya roh. Roh itu bermakna sifat yang menyerupai Allah. Manusia memiliki sifat-sifat ilahiah, sifat-sifat yang mulia atau luhur,” kata dia.

Pada bulan Ruwah, orang Jawa banyak yang mengingat asal mula kejadian manusia. Ketika sadranan, ada doa dan silaturahim. Seseorang yang berdoa akan memberikan sugesti atau kekuatan pada diri orang itu. Kekuatan cipta itu akhirnya akan melahirkan karsa atau perbuatan.

Adapun bagi yang menjalin silaturahim saat sadranan, orang tersebut mempersiapkan diri untuk mensucikan diri dalam rangka pertobatan. Setelah roh disucikan dan bersih dari noda-noda kemudian mendekatkan diri kepada Allah ketika Ramadan tiba.

“Sadranan tidak perlu diolok-olok. Silaturahim tidak harus dengan sadranan. Boleh saja pakai Facebook, Twitter dan telepon. Facebook, Twitter dan telepon itu adalah buah kemajuan teknologi. Esensi tetap sama, silaturahim. Aja dibidah-bidahke,” paparnya.

WIDODO (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Pernyataan senada disampaikan seorang mubalig di Sukoharjo, Widodo. Dia mengatakan sadranan merupakan sarana untuk mengingat kematian dan menjalin silaturahim. Siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya harus memperbanyak silaturahim.

Menurut Widodo,  ada orang-orang yang salah paham dengan tradisi sadranan. Ada beberapa hal yang perlu diluruskan terkait sadranan yaitu pertama, tidak meminta kepada orang-orang yang sudah meninggal tapi mengingat akan kematian dan mendoakan arwah leluhur, keluarga, orangtua.

Kedua, makanan yang dibawa orang-orang yang hadir di sadranan bukan bentuk sesajen. Makanan itu merupakan sedekah karena kemudian dimakan bersama-sama.

“Sajen itu tidak dimakan. Kalau di sadranan, makanannya dimakan.  Ada kebersamaan ketika makan bersama,” ujar lelaki yang menjabat sebagai Kabag Humas Polresta Sukoharjo itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya