Lifestyle
Jumat, 17 Desember 2021 - 09:32 WIB

Salat Istikharah Bukan Hanya untuk Memilih Jodoh

Damar Sri Prakoso  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Bila seseorang harus memilih dan mengambil keputusan sebuah masalah, apa yang akan dilakukan?

Bila yakin dengan pilihannya, ia akan langsung memutuskan. Bila masih ada keraguan, mungkin akan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai pilihan yang akan ditentukan. Bila masih ragu juga, mungkin ia akan bertanya kepada teman, ustaz, kiai, paranormal, atau mereka yang dianggap lebih mengetahui.

Advertisement

Jawaban dari mereka yang ditanya, akan menentukan pilihan seseorang, apalagi bila si penanya meyakini “kelebihan” mereka yang ditanya. Tetapi, apa jaminan bahwa masukan dari yang ditanya merupakan pilihan yang tepat?

Karena setelah berlalunya waktu, walaupun telah dipertimbangkan dengan matang dan bertanya ke sana-sini, terkadang seseorang menyesali keputusan yang pernah diambilnya.

Advertisement

Karena setelah berlalunya waktu, walaupun telah dipertimbangkan dengan matang dan bertanya ke sana-sini, terkadang seseorang menyesali keputusan yang pernah diambilnya.

Mubalig dan salah seorang pemrakarsa Forum Silaturahmi Minggu Legi (Fosmil) di Kota Solo, Muhsin Al-Jufri, mengatakan sebagai seorang muslim, mengapa saat menghadapi masalah penting tidak melaksanakan salat istikharah (memohon petunjuk)?

Padahal, dengan bertanya kepada Allah melalui istikharah, akan mendapat jawaban dari Allah SWT, yang pasti dan mutlak benar. Malah sebagian dari umat beranggapan, bahwa salat istikharah hanya sebatas masalah memilih jodoh. Apakah demikian tuntunan agama?

Advertisement

Ada hikmah penting dari ajaran untuk melaksanakan salat istikharah, yaitu untuk menjalin hubungan kedekatan dengan Allah. Saat seseorang bertanya dan mendapatkan jawaban, maka akan muncul rasa kedekatan dan “kehadiran” Allah dalam hatinya.

Kemunculan rasa inilah yang termasuk hikmah dan pelajaran inti dari disunahkannya istikharah. Karena untuk merasakan “kehadiran” Allah dalam ibadah yang lain, termasuk salat, tidaklah mudah. Sedang melalui istikharah, bukan hanya dekat, tetapi bagai berdialog.

“Dalam doa yang dipanjatkan, juga terucap pengakuan bahwa Allah yang Maha Mengetahui, sedangkan manusia tidak mengetahui dan akan salah jalan tanpa petunjuk-Nya. Manusia makhluk yang lemah, tidak mengetahui apa yang akan terjadi tahun depan, besok, bahkan lima menit yang akan datang. Karena itu juga, bertanya kepada Allah melalui istikharah mutlak diperlukan seorang hamba,” ujar dia, Rabu (15/12/2021).

Advertisement

Namun yang penting untuk diingat, jangan sampai seseorang salah dalam memahami jawaban yang diberikan Allah. Sebab jawaban dari istikharah, belum tentu melalui mimpi seperti anggapan mayoritas umat.

Bisa juga jawaban tersebut dalam bentuk kemantapan hati, melalui pertimbangan mereka yang ditanya, munculnya pemikiran baru, dan lain-lain. Karena itu, bila seseorang telah memiliki kecenderungan pilihan lalu beristikharah, dikhawatirkan tidak objektif dan salah dalam menafsirkan jawaban dari Allah.

Tetapi bila seseorang yang istikharah benar-benar dalam kondisi memohon petunjuk, bukan telah memiliki kecenderungan pilihan lalu beristikharah, maka jawaban atas permohonannya akan tepat dan mudah untuk dilaksanakan.

Advertisement

Walaupun mungkin tidak seperti yang dikehendakinya, namun akan muncul pemikiran yang mampu diterima logika dan menenteramkan hati. Ini jugalah yang temasuk pelajaran dari istikharah, yaitu pengakuan dan kepasrahan seorang hamba kepada Allah yang Maha segalanya. Dan Nabi SAW bersabda, “Tidak kecewa orang yang istikharah.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif