Astrid Prihatini Wd / Newswire / Astrid Prihatini WD | SOLOPOS.com
Solopos.com, SOLO-Jika Anda bertemu orang atau pasangan yang hobi memanipulasi perasaan, well bisa jadi Anda telah bertemu pelaku gaslighting. Jika melihat perilaku seperti itu, jangan dibiarkan begitu saja karena kondisi ini bisa berdampak serius pada fisik dan psikis korbannya.
Istilah gaslighting berasal dari film yang diproduksi tahun 1938 berjudul Gaslight. Film tersebut mengisahkan seorang suami yang sering memanipulasi dan menyiksa serta meyakinkan istrinya bahwa ia telah kehilangan kewarasan atau gila.
Gaslighting merupakan salah satu bentuk toxic relationship yang dapat terjadi dalam hubungan. Meski lebih sering terjadi pada hubungan pernikahan, kondisi ini juga dapat terjadi dalam hubungan pertemanan, lingkungan keluarga, maupun lingkup pekerjaan.
Baca Juga: Muncul Jerawat di Kelamin, Bagaimana Bedakan dengan Herpes Genital?
Baca Juga: Muncul Jerawat di Kelamin, Bagaimana Bedakan dengan Herpes Genital?
Ada beberapa bentuk gaslighting yang umum terjadi dalam suatu hubungan, di antaranya:
– Meremehkan emosi korban dan menuduhnya telah bereaksi secara berlebihan
– Menolak ajakan korban untuk berdiskusi
– Menyangkal semua hal yang dituduhkan oleh korban
– Meyakinkan orang lain bahwa korban adalah orang yang mudah bingung, suka mengada-ada, dan sulit mengingat sesuatu
– Mengalihkan pembicaraan saat korban mengangkat topik yang sensitif
Tidak perlu menyalahkan diri sendiri saat seseorang melakukan gaslighting kepada Anda, karena pelakunya memang melakukan manipulasi yang bertujuan untuk membuat Anda merasa bersalah. Jika menjadi korban gaslighting, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapinya, seperti dikutip dari alodokter.com, Minggu (24/10/2021):
Bagi sebagian orang, tindakan manipulasi yang dilakukan oleh pelaku sering tidak disadari sebagai bentuk gaslighting. Oleh karena itu, Anda harus waspada jika seseorang melakukan manipulasi secara konsisten dan membuat Anda meragukan diri sendiri bahkan berdampak negatif pada harga diri Anda.
Untuk membantu Anda melacak apa yang sebenarnya terjadi, cobalah mendokumentasikan semua interaksi dengan pelaku. Saat ia mulai menyangkal percakapan atau peristiwa yang telah terjadi, Anda dapat menunjukkan kebenarannya.
Baca Juga: Viral Warga Tangerang Protes Kompleks Rumah Difoto Google Street View
Buatlah batasan yang jelas antara Anda dan pelaku. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi percakapan atau menjauh saat pelaku mulai membuat Anda merasa ragu dan cemas.
Pelaku gaslighting sering kali menggunakan kebohongan, kritik negatif, dan hinaan untuk memanipulasi korbannya. Oleh karena itu, jika pelaku mulai berulah, jangan takut untuk berbicara atau berterus terang. Hal ini akan membuatnya merasa terpojok hingga akhirnya meninggalkan Anda.
Baca Juga: Akun Instagram Para Artis Ini Mendadak Hilang Seperti Rachel Vennya
Pelaku gaslighting akan selalu mencoba membuat korbannya merasa bersalah. Jika Anda terus mencoba membuktikan bahwa Anda benar dan ia salah, hal ini bisa saja membuat Anda frustrasi. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari perdebatan dan jauhkan diri dari pelaku.
Perilaku gaslighting dapat menguras fisik maupun mental Anda. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa gaslighting bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan meningkatkan risiko korbannya terkena PTSD.