SOLOPOS.COM - Anthony Dio Martin, Trainer, inspirator dan penulis buku-buku bestseller

Anthony Dio Martin, Trainer, inspirator dan penulis buku-buku bestseller (FOTO: Istimewa)

Baru-baru ini, saya mejadi wakil dari Indonesia untuk berbicara dalam forum EQ Global Conference, yakni konferensi kecerdasan emosional oleh para pakar EQ seluruh dunia, yang bisa diakses dan disaksikan semua orang melalui Internet.

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Dalam konferensi tersebut, saya bercerita soal emotional style yang turut menentukan level kedewasaan seseorang. Nah, apakah emotional style ini? Bagaimana emotional style Anda berperan terhadap kesuksesan Anda di pekerjaan dan karier Anda?

Neuroscientist terkemuka dari Harvard, Richard J Davidson’s, yang pertama memperkenalkan emotional style ini melalui bukunya Emotional Life of Your Brain.

Profesor di bidang psikolog dan psikiatri ini  melakukan penelitian intensif mengenai kemampuan otak emosional manusia. Bahkan, Dalai Lama, turut mengambil bagian dari riset yang dilakukannya.

Hasilnya? Richard Davidson mengatakan ada beberapa kriteria penting yang bisa jadi ukuran seberapa cerdasnya otak emosional Anda. Bahkan, atas penelitiannya yang mendalam ini, Richard Davidson diakui sebagai salah satu manusia yang berpengaruh di dunia pada 2006.

Richard Davidson menyebut kemampuan seseorang yang otaknya cerdas secara emosional diukur dari enam emotional style. Menurutnya, keenam emotional style ini pada akhirnya yang sangat berperan besar serta menjadi tolak ukur untuk seseorang yang cerdas secara emosional.

 

Mengapa Penting buat Anda?

Yang jelas, menurut Richard Davidson, dikatakan bahwa kemampuan Anda bereaksi terhadap apa yang kehidupan berikan kepada Anda ditentukan oleh tingkat kematangan emotional style Anda.

Artinya, kalau kita kembalikan kepada konteks pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, seseorang yang matang dan dewasa, umumnya akan memiliki emotional style yang baik. Pada dasarnya, emotional style menentukan cara seorang bereaksi terhadap apapun yang Anda alami dalam kehidupan.

Bayangkan, seperti sekarang ini, khususnya dalam kehidupan sehari-hari, seorang karyawan pun harus menghadapi hal yang kurang lebih sama: atasan yang mungkin berubah-ubah, customer yang berbeda tuntutannya, target pekerjaan yang makin meningkat, kerumitan kehidupan keluarga yang perlu diatasi dan mungkin terbawa ke tempat kerja.

Semua kondisi yang terus berubah inilah yang membutuhkan tingkat emotional style yang matang. Karena itulah, semakin matang emotional style seseorang, semakin sukseslah dia berhadapan dengan apa yang dialami dalam hidupnya.

Berita baiknya, emotional style ini ternyata bukanlah bawaan sejak lahir. Sejak masih muda, semuanya bisa dilatih dan dikondisikan. Dan kalau emotional style bagus, kemungkinan seseorang untuk survive dan sukses pada masa depan, akan lebih besar!

 

6 Emotional Style

Sekarang, mari kita bahas keenam emotional style yang berperan besar terhadap kesuksesan Anda pada masa depan. Pertama dan terutama adalah resilience atau daya tahan serta ketangguhan Anda. Bagian pertama ini bicara soal bagaimana cepatnya seorang bisa recover (kembali) dari kegagalan dan masalah dalam hidupnya.

Misalkan saja, ketika seseorang karyawan tidak lolos dalam seleksi untuk posisi tertentu, apakah dia mudah jadi murung, meratap berhari-hari ataukah berusaha untuk bekerja lebih baik? Itulah bagian pertama dari emotional style Anda yang menentukan!

Emotional style berikutnya atau yang kedua adalah outlook. Hal itu bicara soal penampilannya setiap hari, bagaimana penampakan Anda setiap harinya? Apakah cenderung menunjukkan wajah dan penampakan yang murung ataukah cukup ceria?

Memang sih, menurut ilmu bioritme tubuh, ada masa-masa di mana secara alamiah kondisi emosional kita akan melemah dan cenderung mudah murung dan sedih. Namun, umumnya, orang yang matang emotional style-nya tidak mudah gampang larut berlama-lama dalam kondisi murungnya.

Lantas, emotional style ketiga adalah social intuition atau intuisi sosial. Hal itu menyangkut bagaimana kemampuan Anda untuk mendeteksi dan merasakan orang-orang di sekitar Anda?

Termasuk pula di dalamnya adalah kemampuan Anda mendeteksi petunjuk verbal dan nonverbal orang-orang yang hadir di sekitar Anda? Misalkan hal itu menyangkut, kapankah Anda tahu bahwa orang lain lagi merasa enggak senang dan kapankah orang tersebut lagi merasa senang.

Saat Anda berhadapan dengan dia, kapankah Anda mesti diam dan kapankah Anda bisa bercerita panjang lebar?

Semuanya ini membutuhkan kepekaan Anda terhadap orang di sekitar Anda. Dalam praktiknya, emotional style yang satu ini berlaku misalkan pada saat kejadian seperti ini: seorang rekan kantor di samping saya baru saja kehilangan ayahnya, sementara saya dipromosikan untuk jabatan lebih tinggi.



Nah, bagaimana caranya Anda menunjukkan suasana bahagia Anda karena dipromosikan sementara Anda paham bahwa teman Anda masih murung dan sedih karena kehilangan ayahnya.

Berikutnya, keempat adalah sensitivity to context. Bagian ini mengukur kematangan Anda dari sisi bagaimana Anda menjaga dan mengatur diri dalam berbagai lingkungan yang berbeda-beda. Intinya, bisakah Anda menyesuaikan dengan orang dan lingkungan yang beda-beda dengan cepat? Di sinilah kemampuan 2A yakni: adaptif dan adjustment (beradaptasi dan menyesuaikan) menjadi kuncinya.

Misalkan saja, dengan pimpinan proyek yang satu, Anda tahu bahwa Anda bisa-bisa bercanda dan komentar bebas tetapi dengan yang lainnya, Anda belajar lebih serius, berhati-hati pada saat berkomentar. Masalahnya, ada manusia yang enggak peka sama sekali seperti kisah ini. Ada teman saya yang enggak peduli lingkungan, dia tidak peka dengan sekitarnya. Pokoknya kalau dia happy dan suka dengan hal tertentu, enggak peduli dia masuk di lingkungan mana pun, dia bersikap dan ngomongin tentang hal itu sampai bikin orang terganggu. Padahal, kondisinya enggak pas tetapi dia ngoceh terus!”

Kelima, menyangkut self awareness. Yakni, bagaimana seorang sadar dengan tanda-tanda dan kondisi pada dirinya sendiri. Misalkan saja, bisakah Anda mendeskripsikan diri Anda sedang mengalami apa? Sedang galau, enggak konsentrasi, stres ataukah sedang termotivasi? Seseorang dengan emotional style yang matang, punya kepekaan pada dirinya sendiri, dan seperti kata pepatah, “How can you manage, something you’re not aware!” (Bagaimana kamu akan bisa mengelola dengan baik apa yang kamu nggak sadari?).

Akhirnya, adalah soal attention atau faktor kemampuan untuk fokus dan memberikan perhatian. Bagian ini menjawab apakah Anda seseorang yang mudah fokus dengan apa yang sedang Anda kerjakan ataukah yang termasuk sulit berkonsentrasi?

Biasanya, orang hanya berkonsentrasi dengan hal yang menyenangkan baginya. Namun, bagian ini termasuk bagaimana Anda tetap menjaga konsentrasi, meskipun pada pekerjaan atau sesuatu yang tidak menyenangkan sekalipun. Ada prinsip menarik yang mengatakan: “You can’t successful in something if you’re can’t concentrate on something.” Inilah yang dimaksudkan mengapa faktor ini berperan penting pada kesuksesan seseorang di bidang tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya