SOLOPOS.COM - Memancing ikan merupakan salah satu wahana yang bisa dinikmati di warung apung yang berdiri di atas permukaan air Rawa Jombor, Selasa (21/8/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)


Memancing ikan merupakan salah satu wahana yang bisa dinikmati di warung apung yang berdiri di atas permukaan air Rawa Jombor, Selasa (21/8/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)

Warung apung, demikian orang menyebut salah satu tempat wisata kuliner di Klaten ini. Disebut demikian karena warung-warung itu mengapung di atas permukaan air Rawa Jombor di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Bukan karena tak ada tempat untuk membangun warung, melainkan ingin menghadirkan nuasa bersantap kuliner yang lain dari biasanya. Warung apung memang tak sekadar warung biasa. Warung-warung ini berdiri di atas permukaan air rawa peninggalan zaman penjajah Belanda seluas sekitar 198 hektare.

Terdapat puluhan warung apung yang menjajakan masakan khas ikan. Warung-warung itu dapat mengapung di atas permukaan rawa karena dilapisi sejumlah drum besi berisi udara.

Sementara untuk mencapai warung-warung tersebut, pengunjung terlebih dulu harus menaiki gethek yang berjalan dengan cara ditarik dengan tali. Bagi yang tidak biasa melintasinya akan dibuat sport jantung olehnya.

Sesampainya di warung apung, pengunjung bisa menikmati keindahan panorama alam di atas permukaan rawa. Sembari memancing ikan di atas rawa, pengunjung juga bisa menikmati hidangan ikan yang sudah dimasak. Berbagai jenis masakan khas ikan seperti gurami, lele, nila, bawal, dan lain sebagainya menjadi menu andalan di warung ini. Masakan itu bisa dinikmati secara lesehan pada tikar yang berada di lokasi.

Pada H+2 Lebaran ini atau   Selasa (21/8/2012) pengunjung warung apung membeludak. Pengunjung warung apung datang silih berganti. Umumnya mereka datang bersama keluarga. “Saya datang bersama keluarga. Di sini saya biasa memesan satu kilogram ikan gurami bakar,” ujar Fauzi, 35, warga Desa Taji, Kecamatan Prambanan, saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Kendati tinggal di dekat Candi Prambanan, Fauzi justru memilih berwisata di Rawa Jombor. Menurutnya, berwisata kuliner di warung apung memiliki sensasi tersendiri. “Di sini tidak sekadar warung makan, kita bisa menikmati keindahan alam, permukaan rawa yang menghampar luas dan kesejukan udara di atas rawa,” papar Fauzi.

Keramaian pengunjung warung apung mulai terasa sejak malam Lebaran atau saat gema takbir berkumandang. Pengunjung kembali ramai pada H+1 hingga H+2 Lebaran ini. “Ada peningkatan pengunjung lebih dari 100% dari hari-hari biasanya,” ujar Yanti, seorang pelayan salah satu warung apung di Rawa Jombor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya