SOLOPOS.COM - Ilustrasi kondom wanita (usaid.gov)

Kondom wanita

Ilustrasi kondom wanita (usaid.gov)

Solopos.com, BEIJING – Hasil penelitian di China baru-baru ini seputar soal manfaat kondom. Kondom sebagai alat kontrasepsi ternyata memiliki manfaat yang lebih banyak dari sekadar pengaman.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebuah studi yang dilakukan di Beijing, China, mengungkapkan penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi mampu meningkatkan jumlah bakteri bermanfaat dalam vagina dan mencegahnya terkena infeksi.

Seperti dilansir dari laman Dailymail, Selasa (30/7/2013), para peneliti di Rumah Sakit Persahabatan, Beijing, melakukan riset pada 164 wanita sehat yang sudah menikah, usia 18-45 tahun, yang tidak menggunakan hormon untuk mengendalikan kelahiran.

Di antara 164 wanita tersebut, 72 orang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi, 57 orang menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), 35 orang menggunakan metode ritme (abstain melakukan hubungan intim pada masa-masa subur).

Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa wanita yang menggunakan kondom memiliki jumlah bakteri Lactobacillus di vaginanya lebih banyak daripada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi lain.

Mikroba yang memproduksi asam laktat dan hidrogen peroksida tersebut dapat membantu vagina mempertahankan pH rata-rata 4,5 (tingkat keasaman yang sama dengan bir dan jus tomat).

Sistem pengendali keasaman ini menurut peneliti dapat memblokir bakteri berbahaya yang menyebabkan infeksi pada organ intim wanita.

Selain itu, kehadiran lactobacillus diduga dapat membantu mencegah bakteri vaginosis yang dapat menyebabkan gatal-gatal dan bau menyengat pada vagina. Lactobacillus bahkan telah dikaitkan dengan penurunan risiko terinfeksi HIV.

“Aktivitas seksual dapat mengganggu keseimbangan ekosistem vagina, terutama ketika bercampur dengan sperma yang memiliki pH 7,0-8,0, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kondom dapat menjaga keasaman alami vagina,” kata para peneliti dalam jurnal PLOS One.

Meski begitu, para peneliti mengingatkan bahwa kondom mungkin bukanlah cara terbaik untuk mencegah kehamilan. Dengan memperhitungkan kesalahan manusia dalam penggunaannya, kondom memiliki tingkat kegagalan sebanyak 15 persen.

Sebaliknya, IUD memiliki tingkat kegagalan 0,6 hingga 0,8 persen pada tahun pertama, dan dapat efektif selama lebih dari 10 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya