SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengukur tinggi tubuh anak, (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Stunting adalah masalah gizi kronis pada anak yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia. Mengingat dampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang, sebaiknya cegah sebelum terlambat. Agar buah hati tumbuh maksimal, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Menurut target, pengentasan stunting hingga 14 persen di Tanah Air memiliki tenggat waktu hingga 2024.  Stunting tidak hanya dikaitkan dengan pertumbuhan fisik anak yang terhambat, melainkan juga menjadi sebab otak anak tidak berkembang optimal. Perkembangan otak yang terhambat itu dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar anak tidak maksimal serta berdampak pada prestasi belajar yang buruk.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Efek jangka panjang kondisi stunting dan kurang gizi kronis akan dirasakan individu bahkan setelah dewasa. Stunting dan kondisi kurang gizi lainnya kerap kali dianggap sebagai salah satu faktor risiko gangguan kesehatan seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan kematian akibat infeksi.

Mengutip laman promkes.kemkes.go.id, Kamis (15/6/2023), stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama. Umumnya, hal ini terkait asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, meski proses stunting terjadi mulai dari dalam kandungan, kondisi tersebut baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia 2 tahun.

Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak lantaran gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai. Seorang anak dikategorikan stunting apabila tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO.2 Stunting wajib diwaspadai karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak buah hati Anda.

Dikutip dari nestle, Kamis (15/6/2023), anak pengidap stunting cenderung memiliki IQ rendah serta sistem imun lemah. Secara jangka panjang, kondisi ini memberikan risiko lebih tinggi untuk anak menderita penyakit degeneratif, seperti diabetes dan kanker.

Sebagai orang tua, Anda dapat membedakan tanda anak stunting dari tinggi badan di bawah rata-rata teman sebayanya. Kekurangan gizi kronis juga membuat berat badan mereka sulit naik, bahkan terus menurun. Anak stunting cenderung mudah lelah dan tidak aktif jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Nutrisi yang Wajib Dipenuhi untuk Mencegah Stunting

Mengungat stunting adalah masalah gizi kronis pada anak, maka risiko kelainan ini dapat dikurangi dengan asupan nutrisi yang cukup. Dilansir dari halaman resmi UNICEF, anak membutuhkan sekitar 40 jenis nutrisi berbeda untuk pertumbuhan optimal.

Pencegahan stunting terbaik sebaiknya dilakukan pada masa awal kehamilan. Orang tua disarankan untuk mulai menerapkan pola makan seimbang dan gaya hidup sehat sedini mungkin.

Dari awal masa kehamilan, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan zat besi dan asam folat untuk ibu. Zat besi penting sebagai pencegah anemia yang menimbulkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Ibu bisa mendapatkan asupan zat besi dari kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian.

Sementara itu, asam folat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi, serta meminimalisir timbulnya penyakit bawaan lahir. Zat ini juga dapat menekan risiko gangguan kehamilan hingga 72%. Kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan juga bisa dicegah dengan asam folat.5 Asupan asam folat bisa ditemukan pada daging unggas, kuning telur, sayuran hijau, dan masih banyak lagi.

Beberapa nutrisi yang sebaiknya selalu Anda berikan untuk si kecil setiap hari adalah vitamin A, Zinc,kombinasi mikronutrien dan omega 3, serta protein whey. Vitamin A berperan penting dalam pertumbuhan anak. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan. Manfaat lain dari vitamin A adalah perannya dalam mendukung daya tahan tubuh dalam mencegah berbagai infeksi penyakit.

Menambah asupan vitamin A pada anak antara usia enam bulan hingga lima tahun dapat mengurangi risiko kematian, diare, dan secara bertahap mengurangi kemungkinan anak mengalami stunting. Vitamin A bisa bersumber dari ikan, daging, dan sumber nabati seperti sayuran berdaun hijau, wortel, ubi, serta mangga.

Kinerja vitamin A dalam tubuh didukung pula oleh zinc. Mineral ini berperan penting untuk sintesis RNA dan DNA yang mendukung aktivitas sel dalam tubuh. WHO menganalisis fungsi zinc dalam pertumbuhan anak sebagai penunjang pertumbuhan tinggi badan anak.

Anak yang mendapatkan asupan zinc sebanyak 10 mg per hari selama 24 minggu membantu mendorong pertumbuhan tinggi anak hingga 0.37 (±0.25) cm dibandingkan dengan yang tidak. Orang tua bisa memberikan asupan zinc lewat olahan telur, daging, ayam, dan kacang merah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya