SOLOPOS.COM - Setyawan Tiada Tara memberikan materi dalam Seminar Nasional: Sukses Bermodal Kreatif di Aula FEB UNS, Sabtu (21/12/2013). (Himawan Ardhi Ristanto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Mahasiswa Diploma III Jurusan Manajemen Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar Seminar Nasional: Sukses Bermodal Kreatif, di Aula kampus setempat, Sabtu (21/12/2013). Vokalis down for life, pemilik the think, dan Belukar Rockshop Stephanus Adjie; pemilik Sanggar Plat AB Setyawan Tiada Tara; dan Hardiyanto Setyadi, young enterpreneur dan pemilik Solo Leker, didaulat berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam seminar itu.

Stephanus Adjie dalam kesempatan itu menyoroti berhentinya wirawasta pada pengetahuan normatif. “Tapi tujuan bisnis tak sepenuhnya materi ya, nikmatnya berbisnis justru dapat bersyukur berapa pun hasil yang diperoleh. Pesan saya kalau mau usaha lakukan sesuai kesenangan dan selalu melakukan trial and trial. Karena bisnis itu tergantung passion-nya masing-masing,” terangnya.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Seminar terasa berbeda saat Setyawan Tiada Tara memberi materi. Pasalnya, Setyawan Tiada Tara mampu mengocok perut peserta seminar. Materi bisnis berbekal kreativitas yang serius pun diselingi dengan guyon khas stand up comedy. Salah satunya, saat ia berseloroh jagong menyebabkan keruntuhan ekonomi keluarga.

“Kalau pemerintah mau survei, salah satu sebab runtuhnya perekonomian keluarga adalah menyumbang manten. Makanya saat momentum tanggal 12/12/12 lalu banyak orang menikah, yang nikah senang. Tapi buat saya sengsara sebabe dina iku sing nikah 20 uwong [karena hari itu ada 20 pasangan menikah],” ujar dia yang langsung disambut gelak tawa peserta seminar.

Ia juga mengungkapkan di telapak tangan ada garis hidup yang artinya hidup itu ada di tangan masing-masing orang untuk digenggam dan diperjuangkan. Sementara kegagalan merupakan sukses yang tertunda dan awal pembelajaran.

Kreativitas dalam bisnis, menurut dia dapat dilakukan dengan rumus 3N atau ATM, yakni nontoni, niroke, lan nambahi  atau amati, tirukan, dan modifikasi. “Dalam bisnis yang penting itu kredibilitas diri. Tapi ketika Anda bukan siapa-siapa, Anda bisa menggunakan nama orang yang Anda kenal dan populer untuk mendongkrak nama Anda, ini namanya teori dongkrak,” ujar dia.

Hardiyanto Setyadi menawarkan rumus berbeda dalam bisnis, yakni lima –at, yakni niat, semangat, tekat, nekat, dan taat. Bos Solo Laker ini juga mengajak mahasiswa untuk bermimpi besar dan segera terjun dalam bisnis.

“Bisnis itu seperi berenang, enggak bisa cuma baca teorinya tanpa terjun langsung di kolam renang. Mulailah bertekad dan bermimpi, jangan mau jadi sekrup kecil dari mesin yang besar, tetapi jadilah microchip meski pada mesin yang kecil,” ujarnya.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya