Lifestyle
Jumat, 3 Maret 2023 - 21:55 WIB

Tips Aman Membeli Pakaian Bekas Menurut Dokter

Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi membeli pakaian bekas. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Membeli pakaian bekas terutama bermerek jadi pilihan untuk menghemat anggaran, namun ketahui juga tips aman memilih pakaian bekas ini agar kesehatanmu terjaga. Bagi kamu yang hendak berburu thrifting, simak ulasannya di info sehat klai ini.

Meski dilarang, kenyataannya pasar pakaian bekas tetap ada. Hal ini lantaran masih banyak peminat pakaian preloved terutama yang bermerek dan dari luar negeri.

Advertisement

Dokter spesialis kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Arini Widodo, SpKK membagikan beberapa tips dalam membeli pakaian bekas agar terhindar dari infeksi yang disebabkan virus, jamur, bakteri, hingga tungau.

Langkah pertama, anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu menyarankan untuk memperhatikan kebersihan toko jika ingin membeli pakaian bekas.

Advertisement

Langkah pertama, anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu menyarankan untuk memperhatikan kebersihan toko jika ingin membeli pakaian bekas.

“Perhatikan, apakah toko tersebut mengutamakan kebersihan barang-barangnya atau tidak,” kata Arini dikutip dari Antara pada Jumat (3/3/2023).

Menurut Arini, akan lebih baik jika mengetahui siapa pemilik pakaian tersebut sebelumnya. Misalnya, adik yang memakai pakaian bekas kakaknya, dan sebagainya.

Advertisement

“Cium baunya, dari situ bisa menentukan apakah pakaian itu sudah dicuci atau belum. Jangan beli yang belum dicuci karena bisa saja ada agen infeksi yang menempel di situ,” ujar Arini.

Tips membeli pakaian bekas berikutnya adalah hindari membeli pakaian dalam, handuk, selimut, sprei, dan topi bekas dari toko. Hal ini karena barang-barang tersebut memiliki kemungkinan yang lebih besar sebagai media penularan penyakit.

Selanjutnya, pilihlah pakaian yang ukurannya pas di badan.  “Kadang-kadang, membeli pakaian bekas itu terbatas pilihan ukurannya, sehingga banyak yang memaksakan ukuran. Padahal ini bisa jadi masalah. Misalnya, celana yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat akan memicu kelembaban dan infeksi jamur,” tutur Arini.

Advertisement

Pada kondisi kulit tertentu seperti dermatitis atopik, Arini mengatakan perlu ada perhatian khusus dalam memilih pakaian bekas, di antaranya pastikan pakaian bisa menyerap keringat dengan baik, bebas dari bahan alergi seperti tungau, debu rumah, bulu binatang, dan serbuk sari, serta hindari bahan wol.

“Biasanya, bahan wol bisa mengiritasi kulit pasien dermatitis atopik,” kata. Arini yang kini sedang melanjutkan pendidikan master di Harvard Medical School itu.

Di samping itu, ia menambahkan, pastikan untuk memilih pakaian yang bebas dari bahan kimia seperti disinfektan karena dapat memicu munculnya dermatitis.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif