Lifestyle
Selasa, 20 Oktober 2015 - 04:45 WIB

TIPS FOTOGRAFI : Memotret Warna Jejak Cahaya

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Steelwool (Hery Fosil/Istimewa)

Tips fotografi mengajari bagaimana memotret warna jejak cahaya.

Solopos.com, SOLO – Asyiknya memotret adalah bisa menangkap momen yang tak bisa ditangkap mata. Entah karena terlalu cepat atau malah terlalu lambat. Salah satu efek ilusi menarik yang bisa ditangkap dengan mata kamera adalah light trail alias jejak cahaya yang berkelebatan.

Advertisement

Cobalah keluar di malam hari dan lihat padatnya lalu lintas jalanan. Dengan mata kita tak akan bisa melihat jejak cahaya ini dengan jelas. Tapi dengan kamera momen itu bisa diabadikan. Beberapa fotografer bahkan mengeksplorasi berkas cahaya ini dan menjadikannya “kuas” untuk light graffiti, mural yang dibuat dengan cahaya dan diabadikan dengan kamera.

Galang Gandara, salah satu penggemar fotografi beberapa waktu lalu mengatakan untuk menangkap jejak cahaya kita mesti berada di tempat yang cukup redup hingga gelap. Pelengkapan wajib seperti kamera yang mendukung bukaan lama (long exposure) dan tripod sebagai penahan kamera mesti tersedia demi hasil yang maksimal.

Advertisement

Galang Gandara, salah satu penggemar fotografi beberapa waktu lalu mengatakan untuk menangkap jejak cahaya kita mesti berada di tempat yang cukup redup hingga gelap. Pelengkapan wajib seperti kamera yang mendukung bukaan lama (long exposure) dan tripod sebagai penahan kamera mesti tersedia demi hasil yang maksimal.

Nah, kalau semua sudah siap, kita tinggal mengarahkan kamera ke obyek yang akan dibidik. Obyek paling mudah dibidik untuk menangkap jejak cahaya adalah lalu lalang kendaraan di jalan raya. Tanpa perlu asisten kita bisa mengambil foto sendiri dan menghasilkan panorama malam yang atraktif.

“Biasanya untuk light trail ini kecepatan rana berkisar antara 10-20 detik untuk memberi waktu kendaraan melintas memenuhi bidang foto,” kata dia.

Advertisement

Kalau sudah puas memotret light trail dari kendaraan yang berlalu lalang, kita bisa juga berekspresimen dengan berkas cahaya yang disengaja. Gaya ini dinamakan light graffiti karena kita akan merekam lukisan yang dibuat dengan berkas cahaya.

Caranya bermacam-macam, mulai dari menggunakan senter, light stick, hingga kembang api atau benag baja alias steelwool. Setiap material memiliki efek yang berbeda dan tentu menarik bila tepat saat menggunakannya.

“Untuk trik light graffiti kita bisa menyiapkan konsep dulu sebelum memotret agar hasilnya memuaskan,” imbuh dia.

Advertisement

Untuk steelwool, alat ini cukup populer karena memiliki efek percikan api mirip dengan kembang api. Bedanya jumlah percikannya lebih banyak sehingga muncul efek hujan. Salah satu pegiat fotografi yang pernah bereksperimen dengan media ini adalah Hery Fosil.

Hery mengatakan untuk trik ini tak cukup hanya satu orang saja. Diperlukan orang lain yang bertugas memainkan steelwool yang sudah diikat ke seutas tali untuk membuatnya memercikkan bunga api. Dari sisi teknis dia mengatakan tak ada bedanya memotret light graffiti dengan light trail.

“Sana saja dengan memotret slow speed. Bukaan yang besar, kecepatan rana lambat dan ISO rendah. Biar hasilnya maksimal waktu yang tepat antara jam tujuh malam sampai jam empat pagi,” kata dia

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif