Lifestyle
Minggu, 28 Februari 2016 - 11:15 WIB

TIPS KESEHATAN : Berlebihan Konsumsi Daging Merah Picu Kanker Usus Besar

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Tips kesehatan ini terkait daging merah yang memicu kanker usus besar.

Solopos.com, KARANGANYAR – Konsumsi daging merah secara berlebihan dapat memicu kanker kolorektal atau usus besar. Daging merah yang dimasak dengan cara dibakar dapat meningkatkan 60% risiko kanker.

Advertisement

Hal itu disampaikan pakar bedah (senior consultant surgeon) dari Mount Elizabeth Hospital Singapura, Ooi Boon Swee, dalam seminar kesehatan di The Alana Hotel, Jumat (26/2/2016) malam.

Menurut Ooi, terlalu banyak memakan daging merah seperti daging kambing, sapi, atau babi berpotensi menimbulkan kanker kolorektal di jangka panjang. “Risikonya bisa terjadi 20-30 tahun kemudian,” ujarnya di seminar yang digelar Parkway Hospitals Singapura itu.

Seiring perkembangan pola konsumsi makanan yang tidak sehat, kanker kolorektal bahkan tak jarang ditemui pada anak muda berusia belasan hingga 20-an tahun. Ooi mengatakan daging yang dibakar seperti barbeque dapat meningkatkan risiko kanker usus besar hingga 60%.

Advertisement

Dia menyarankan warga mengurangi konsumsi makanan berlemak dan berminyak dan menggantinya dengan sayuran. “Pola makanan berimbang penting untuk menjaga sistem pencernaan,” kata dia.

Menurut Ooi, kanker kolorektal cenderung sulit terdeteksi karena tidak ada gejala langsung saat awal penyakit. Hal ini menyebabkan gumpalan sel atau polip semakin menyebar sehingga memicu kanker. Namun dengan perkembangan teknologi, kini potensi kanker usus besar dapat diteropong melalui kolonoskopi.

Ahli bedah kepala dan leher dari Mount Elizabeth, Tay Hin Ngan, memaparkan fakta-fakta tentang kanker tiroid. Menurut Tay, kanker jenis itu dapat dicegah jika pasien segera melakukan USG ketika sulit menelan atau bernapas.

Advertisement

“Dari hasil pemeriksaan, 50% pasien berusia lebih dari 60 tahun memiliki benjolan di kelenjar gondok [tiroid]-nya. Dari angka itu, 5% benjolan bersifat ganas sehingga dapat memicu kanker,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif