Lifestyle
Jumat, 30 Oktober 2015 - 22:45 WIB

TIPS TRAVELING : Belajar Disiplin dari Singapura dan Jepang

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Singapura (JIBI/Solopos/Dok.)

Tips traveling ke Singapura dan Jepang, kita harus menaati peraturan jika tak ingin terkena denda.

Solopos.com, SOLO – Jika Anda berkesempatan mengunjungi negeri seribu aturan, Singapura, pasti bakal menemukan berbagai larangan di tempat-tempat umum. Larangan tersebut antara lain, meludah sembarangan, membuang sampah sembarangan, makan sembarangan, hingga merokok sembarangan. Aturan tersebut mengikat dan apabila dilanggar, sang pelaku bakal didenda dengan nominal yang tak sedikit.

Advertisement

Belajar dari negara tersebut, perilaku mengotori lingkungan dengan ancaman denda rupanya telah membudaya. Tengok saja, di tempat-tempat umum Anda bakal tidak menemukan adanya sampah berserakan. Awal Januari lalu, pihak aparat Singapura menjatuhkan denda senilai S$19.800.000 setara Rp193 juta. Angka tersebut merupakan akumulasi akibat tindakannya membuang puntung rokok sembarangan dari jendela apartemennya.

Pelaku dikenakan denda S$600 per puntung atau Rp5,8 juta untuk 33 pelanggaran pertama, dan diperintahkan melakukan kerja kemasyarakatan untuk puntung ke-34 yang dibuang dalam kurun waktu empat hari. Pemerintah Singapura tidak memberi ampun bagi pelaku pelanggaran kecil seperti membuang sampah dan vandalisme. Langkah ini bertujuan membuat tempat umum tetap bersih. Bahkan, Singapura juga melarang impor permen karet untuk mengantisipasi sampah tersebut mengotori lingkungan. Kamera pengawas berada di hampir 600 lokasi untuk mengawasi perilaku buang sampah sembarangan.

Sementara di Jepang, masyarakatnya memiliki budaya malu apabila membuang sampah sembarangan. Perilaku tersebut sudah dilakukan sejak dini, padahal tong sampah hanya disediakan di tempat-tempat tertentu.

Advertisement

Di sejumlah tempat wisata, tong sampah biasanya terletak di deretan vending machine. Tempat sampah pun dipilah, seperti plastik, kaleng, atau sampah organik. Apabila tak menemukan tempat sampah, warga Negeri Sakura itu terbiasa memungutnya ke dalam kantong baru dibuang jika ketemu tempat sampah, atau dibawa pulang ke rumah. Jadi, be a smart traveler. Your trash, your responsibility.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif