SOLOPOS.COM - Solo Batik Fashion (SBF) hari terakhir yang digelar dengan pembatasan penonton di Grand Ballroom, The Sunan Hotel Solo, Jawa Tengah disiarkan secara daring di kanal Youtube Pariwisata Solo, Sabtu (3/10/2020) malam. (Solopos-Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO — Solo Batik Fashion (SBF) 2020, Sabtu (3/10/2020) malam, ditutup dengan karya khusus untuk sang maestro lagu Bahasa Jawa, mendiang Didi Kempot. Dalam persembahan khusus itu, para model berlenggok di atas catwalk dengan iringan lagu-lagu hits ciptaan Lord Didi.

Panggung khusus untuk sang maestro ini bukan tanpa alasan. Seperti batik yang harus tetap lestari, karya seniman yang mampu menembus penggemar lintas usia ini perlu terus diuri-uri.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Apalagi semasa hidup, sosok Didi juga tak lepas dengan busana batik. Hampir setiap hari selalu mengenakan batik dengan berbagai motif dan model.

Rekomendasi Anime Era 2000-an Terbaik Sepanjang Masa dan Wajib Ditonton

Kehadiran sang maestro di panggung SBF Ke-12 ini semakin terasa ketika sang isteri Yan Vellia beserta kedua anaknya (Saka-Seika), dan sang kakak Eko Gudel turut menyumbang lagu di penghujung pentas.  Tresna Saklawase, Sekonyong-Konyong Koder, dan lagu Ayah terasa magis mengiringi koleksi baru karya klasik Batik Dwihadi By Dina.

Sebelumnya di awal pentas, desainer Astuty K-Rizma mempersembahkan kebaya simple dengan material utama batik wayang. Tangan dinginnya menciptakan enam kebaya dengan look segar dan anak muda serta dua koleksi atasan pria. Ia mengaplikasikan potongan yang tak biasa seperti v-neck, atau kutu baru transparan.

Motif wayang Astuty gunakan sebagai jarit. Ada pula kebaya terusan dengan bawahan rok A-line. Kombinasi kebaya seperti dress tersebut diberi ikat pinggang emas. Busananya dibuat dengan dominasi warna sogan dan hitam.

Drama Napi WN China Kabur dari LP Tangerang, Gali 2 Kantong Tanah Sehari

Pada beberapa koleksi ia menggunakan stagen jumputan merah untuk menambah kesan segar dan kekinian. Sementara untuk busana pria, Astuty hanya menjahit kemeja dan model jaket bergambar wayang. Parade busananya semakin terlihat njawani dengan aransemen ulang lagu Tanjung Mas Ninggal Janji.

Pamer busana karya Cupu Manik by Riyani Utami juga dihidupkan dengan lagu-lagu mendiang Didi. Mengusung tema Arunika yang berarti cahaya matahari pagi ini berisi optimisme. Tentang harapan untuk terus maju menghadapi hari esok. Termasuk saling menyemangati di masa pandemi ini.

Riyani membawakan delapan koleksi pria dan wanita berupa sackdress, kombinasi bawahan rok dan outer, dan kemeja pria. Rancangan dengan segmen anak muda ini dibuat dengan kombinasi wastra Nusantara. Ia menggabungkan potongan batik, motif wayang, dan lurik dalam satu busana.

Bikin Baper, Pria Malaysia Ini Batalkan Semua Kerja karena Sahabat Stroke

Tak hanya batik untuk dewasa. Desainer Ndalem AW by Anis Wahyuni membawakan busana anak-anak dengan tema Kenez Collection. Ia merancang busana pesta dengan kombinasi warna merah dan putih. Anis berhasil mengubah image batik menjadi ceria.

Runway dengan suasana segar tersebut dihidupkan dengan iringan aransemen ulang lagu Cucak Rowo.

Daring dan Luring

Seperti sebelumnya SBF digelar secara langsung di Grand Ballroom, The Sunan Hotel Solo dengan pembatasan penonton dan penerapan protokol kesehatan. Masyarakat umum bisa menyaksikan gelaran tahunan ini di siaran langsung kanal Youtube Pariwisata Solo.

Peneliti China Sebut Radiasi Bulan 200 Kali Bumi, Apa Manfaatnya?

Tahun ini, ada 25 desainer Solo dan luar Jawa yang pentas sejak Jumat (2/10/2020). Dengan total 200 rancangan yang akan dipamerkan. Potongan busananya beragam mulai gaya kasual, dress, maupun busana formal.

Hari pertama dimeriahkan penyanyi remaja Woro Mustiko Siwi. Diketuai desainer senior Solo Joko SSP, SBF Ke-12 mengusung tema Pesona Batik Nusantara. Harapannya, acara tersebut membangun semangat masyarakat untuk terus berkarya di masa pandemi ini.

Sebelumnya, saat jumpa pers di Hotel Solia, Sabtu (26/9/2020), Joko mengatakan SBF tahun ini didukung banyak pihak secara gotong-royong. Ada yang menyumbang peralatan panggung, sumbang konsep, dan karya.

Peluang Bisnis Coffee Bun Menggiurkan, Begini Kalkulasinya...

Kerja sama di masa pandemi ini jadi hal lazim karena semua terkendala di masalah biaya. “Kami merasa harus tetap menyelenggarakan SBF di tengah segala keterbatasan. Kalau tidak kita yang melestarikan ya siapa lagi,” terang Joko.

Lebih lanjut Joko berharap SBF mampu mendorong promosi batik hingga level nasional maupun internasional. Desainer lain dari luar Jawa sengaja dilibatkan agar nantinya tercipta kolaborasi karya.

“Semoga nantinya ada saling kolaborasi misal orang Aceh atau Batam merancang busana dari batik Solo dan batik mereka. Dengan tujuan melestarikan hasil karya luhur tradisi budaya bangsa Indonesia dan meningkatkan kualitas produk dalam negeri, Solo Batik Fashion 2020 ini akan digelar dengan konsep busana siap pakai,” tambahnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya