SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Virus Nipah bahaya atau tidak lantaran gara-gara virus ini India sampai kembali lockdown. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virus yang disebut NiV ini kali pertama  ditemukan pada 1999. Virus tersebut merupakan virus zoonosis, artinya virus ini ditularkan dari hewan ke manusia, selain itu virus Nipah juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Pada orang yang terinfeksi, penyakit ini menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak.

Sebelum tahu apakah virus Nipah berbahaya atau tidak, ketahui terlebih dahulu virus tersebut berasal dari kelelawar buah yang juga dikenal dengan nama Flying Fox, kemudian kelelawar buah yang terinfeksi ini secara tak sengaja menularkannya ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran, sehingga menyebabkan populasi kelelawar berpindah mendekati area peternakan.

Mengutip ecdc.europa.eu pada Senin (18/9/2023), seseorang yang terinfeksi NiV mungkin akan ditandai dengan beberapa hal berikut ini:

– Demam,
– Sakit kepala,
– Mialgia (nyeri otot),
– Mual dan muntah,
– Sakit tenggorokan,
– Batuk dan/atau ketidaknyamanan pernafasan.
– Pusing,
– Mengantuk,
– Perubahan kondisi kesadaran,
– Tanda-tanda neurologis indikatif lainnya.

Untuk mengetahui apakah virus Nipah bahaya atau tidak, ketahui fakta berikut ini: Pada kasus yang parah, pasien akan mengalami ensefalitis dan kejang yang dapat menyebabkan koma dalam waktu 24-48 jam. Perkembangan menjadi ensefalitis menunjukkan prognosis yang buruk, dengan kematian dalam waktu enam hari setelah timbulnya gejala.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena virus ini belum memiliki vaksin maka untuk mencegahnya adalah dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan mendidik masyarakat tentang tindakan yang dapat mereka ambil untuk mengurangi paparan terhadap virus nipah.

Dikutip dari Antara pada Senin (18/9/2023), ada beberapa alasan mengapa virus Nipah begitu menyeramkan. Masa inkubasi penyakit yang lama yang dilaporkan bisa mencapai 45 hari dalam satu kasus, dapat memberikan banyak kesempatan bagi inang yang terinfeksi, bahkan mereka yang tidak sadar tengah tertular, untuk menyebarkannya.

Bangladesh dan India merupakan dua negara yang pernah mengalami wabah virus Nipah di masa lalu, yang kemungkinan penyebabnya terkait dengan konsumsi jus kurma.  Dari 11 wabah virus Nipah di Bangladesh dari tahun 2001 hingga 2011, tercatat ada 196 orang terdeteksi dengan 150 jiwa di antaranya meninggal dunia.

Selain itu, perusakan habitat kelelawar juga telah menyebabkan penyebaran infeksi virus nipah di masa lalu. Pada tahun 1998, wabah virus Nipah di Malaysia menewaskan lebih dari 100 orang.

Para peneliti menyimpulkan bahwa kebakaran hutan dan kekeringan setempat telah mengusir kelelawar dari habitat aslinya dan memaksa mereka menuju pohon buah yang tumbuh di peternakan yang memelihara babi.

Saat di bawah tekanan, kelelawar terbukti melepaskan lebih banyak virus. Kombinasi antara dipaksa untuk pindah habitat dan berada dalam kontak dekat dengan spesies yang biasanya tidak berinteraksi dengan mereka memungkinkan virus untuk berpindah dari kelelawar ke babi, dan seterusnya ke peternak.

Kelelawar buah cenderung hidup di kawasan hutan lebat dengan banyak banyak pohon buah-buahan untuk mereka makan. Saat habitat mereka dihancurkan atau dirusak, mereka menemukan solusi baru – seperti bertengger di rumah, ataupun di menara seperti yang terjadi di Angkor Wat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya