Lifestyle
Senin, 5 Desember 2011 - 16:00 WIB

Waduk Dung Kancil, objek wisata potensial yang minim perhatian

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - INDAH -- Suasana di sekitar Waduk Dung Kancil yang sebenarnya indah untuk dinikmati seraya berwisata. Sayangnya potensi tersebut masih belum digarap secara serius. (JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria)

INDAH -- Suasana di sekitar Waduk Dung Kancil yang sebenarnya indah untuk dinikmati seraya berwisata. Sayangnya potensi tersebut masih belum digarap secara serius. (JIBI/SOLOPOS/Syahaamah Fikria)

(Solopos.com) — Mencari tempat buat berwisata yang tidak gaduh? Waduk Dung Kancil yang berada di antara dua desa, Sunggingan dan Brojol, Kecamatan Miri, Sragen menjadi salah satu pilihan. Selama ini tempat tersebut menjadi lokasi nongkrong favorit para remaja. Gemericik air, hawa sejuk, beberapa bagian bangunan waduk jauh dari pandangan orang yang melintas ditambah sawah dan pohon rindang di sekitarnya, membuat remaja sering memanfaatkannya untuk pacaran.
Advertisement

Menurut penuturan para warga dan tokoh masyarakat, tempat tersebut dibangun mulai tahun 1971 hingga tahun 1976. Dari mereka, didapat dua versi cerita tentang keberadaan waduk, seperti mengapa dinamakan Waduk Dung Kancil dan asal-usulnya. Salah seorang warga Desa Brojol, Bambang Suwarjo, mengatakan berdasarkan legenda, puluhan tahun lalu ada seorang petani yang melihat kancil dan hendak menangkapnya. “Tapi kancilnya malah berlari dan dikejar petani itu. Kancil itu berlari menuju daerah ini dan menghilang di sekitar sini, sehingga dinamakan Dung Kancil,” kata dia.

Sedangkan dari versi lainnya, seperti dituturkan tokoh masyarakat setempat, Wagiman, waduk yang dibangun 1971 itu dulunya bertujuan untuk membendung air saat hujan, irigasi sawah dan lainnya. Di awal rencana pembangunan, waduk akan dibangun tepat di Dusun Dung Kancil, tak jauh dari tempat waduk saat ini. “Kemudian ada pertimbangan, kalau dibangun tepat di Dusun Dung Kancil, ada beberapa warga di dua RT yang akan dikorbankan karena di sana memang banyak pemukiman. Oleh karena itu pembangunan digeser sedikit di antara Desa Sunggingan dan Brojol,” kata Wagiman.

Karena dari pertama dibangun direncanakan diberi nama Waduk Dung Kancil, sesuai dengan nama dusun yang akan dijadikan lokasi pembangunan, maka kata dia, meski dipindah namanya tetap tak diubah. Lebih lanjut dituturkannya, waduk tersebut mencapai puncak kejayaan sebagai salah satu tempat rekreasi pada tahun 1990-an.

Advertisement

Dulu, tak jauh dari bangunan waduk, ujarnya, ada sebuah pulau dengan berbagai jenis hewan, sehingga kerap menjadi tujuan rekreasi keluarga. Saat ini, seperti pantauan Espos, pulau yang dimaksud telah sepi, kondisi waduk pun kian dipenuhi sedimen. Karena sedimen yang tebal itu, volume air yang tertampung pun menjadi berkurang. Manfaat
irigasinya, imbuh Wagiman, juga tak semaksimal seperti dulu.

“Kalau airnya banyak, sebenarnya alirannya bisa sampai Kedung Dowo dan Sumberlawang. Tapi sekarang manfaat irigasinya memang tak seperti dulu,” kata dia.

Ya, seperti yang terlihat kala itu, tempat tersebut kini malah banyak digunakan remaja untuk nongkrong, berpacaran, bahkan tempat persembunyian saat bolos sekolah.

Advertisement

Syahaamah Fikria

Peta jalan menuju Kecamatan Miri, Sragen:


Lihat Peta Lebih Besar

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif