SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekasih (Tribuneindia.com)

Seorang wanita di Tiongkok menceritakan kisahnya menyewa pacar.

Solopos.com, BEIJINGGenerasi muda Tiongkok dihadapkan dengan permasalahan yang cukup pelik soal pasangan hidup. Tekanan keluarga yang mengharuskan para generasi muda untuk menikah membuat mereka frustrasi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Permasalahan tersebut membuat mereka tak kehabisan akal. Pacar sewaan menjadi solusi. Seorang bloger perempuan bernama Zhao Yuqing yang baru saja lulus dari fakultas hukum menceritakan pengalaman pribadinya terkait hal tersebut.

Zhao Yuqing sebagaimana dilansir Antara, Rabu (19/7/2017), mengatakan tertarik dengan situs web dan aplikasi telepon genggam yang ditujukan bagi lajang yang menyediakan jasa pacar sewaan untuk dibawa ke acara sanak saudara selama liburan tahun baru.

Biasanya selama liburan, laki-laki maupun perempuan lajang lebih sering terkena ceramah dari anggota keluarga yang memaksakan pendapatnya mengenai pentingnya pernikahan dan menjaga garis keturunan keluarga.

Pacar sewaan yang ditawarkan berusia sekitar 20 tahunan, berpendidikan dan menarik, bisa meminta bayaran mulai Rp5,8 juta hingga Rp113 juta sehari selama periode festival liburan.

Zhao mengatakan pada iklan tersebut bahwa dia menginginkan pengalaman menjadi teman berlibur dan hanya dibayar untuk transportasi ke asal kota orang tersebut.

Dari 700 responden, dia memilih Wang Quanming, seorang operator situs web berusia tiga puluhan dari pedesaan selatan.

“Dia dipojokkan terus untuk mencari istri, dan kebutuhannya untuk menyewa pacar itu nyata,” ujar Zhao kepada seorang fotografer yang mendekatinya dan Wang setelah melihat iklan dalam jaringan, dan mengikuti perjalanan mereka.

Tidak ada ciuman, tidur bersama, maupun alkohol, namun mereka bersedia membantu pekerjaan rumah tangga, demikian yang disebutkan dalam kontrak tertulis Zhao dan Wang.

Ketika pasangan itu tiba, ibu Wang, Nong Xiurong mencoba membuat Zhao merasa betah dan menghormati permintaan anaknya untuk meninggalkan keduanya sendirian serta tidak mengajukan pertanyaan tentang hubungan mereka, baik Zhao, Wang dan ibunya.

Wang mengatakan bahwa dia memutuskan untuk mengakhiri pura-pura pacaran untuk mengakhiri penipuan, sebab dia khawatir hal tersebut membuat siatuasi dengan ibunya semakin buruk. Dia kemudian memperlihatkan blog Zhao pada ibunya.

Di sisi lain, saat dihubungi melalui telepon, Xiurong berkata bahwa dia tidak kecewa dengan apa yang terjadi dan mengatakan dia sangat terharu dengan tulisan dalam blog Zhao.

“Awalnya saya tidak tahu mereka menipu saya. Saya berusia lebih dari lima puluh tahun. Saya tidak mengerti apa yang anak muda inginkan saat ini, tetapi saya tidak marah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya