SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak kelebihan berat badan. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Sebuah makalah baru dalam European Journal of Endocrinology, menunjukkan anak laki-laki yang kelebihan berat badan cenderung memiliki volume testis lebih rendah yang menempatkan mereka pada risiko infertilitas di masa dewasa. Untuk menjaga kesehatan anak, simak ulasan tips parenting kali ini.

Para peneliti seperti disiarkan Medical Express pada 10 Mei 2023 melalui studi cross-sectional atau potong-lintang retrospektif pada 268 anak-anak dan remaja berusia dua hingga 18 tahun yang dirujuk ke Unit Endokrinologi Anak di Universitas Catania, Sisilia, Italia untuk pengendalian berat badan. Mereka mengumpulkan data volume testis, usia, indeks massa tubuh, dan resistensi insulin mereka.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Hasilnya, peneliti menemukan anak laki-laki dengan berat badan normal memiliki volume testis 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan yang kelebihan berat badan atau obesitas pada usia peripubertas.

Selain itu, anak-anak dan remaja dalam penelitian dengan kadar insulin normal memiliki volume testis 1,5-2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan hiperinsulinemia atau suatu kondisi yang sering terkait diabetes tipe-2 yakni memiliki kadar insulin lebih tinggi dalam darah.

Hasil ini menunjukkan anak yang kelebihan berat badan atau obesitas, hiperinsulinemia atau resistensi insulin menunjukkan volume testis yang lebih rendah dibandingkan orang yang sehat sehingga berisiko mengalami infertilitas saat mereka dewasa.  Hal ini karena mengingat volume testis yang lebih rendah diprediksi  produksi sperma yang lebih sedikit di masa dewasa, para peneliti meyakini penurunan berat badan dapat membantu pasien menghindari kemandulan di kemudian hari.

“Kami berspekulasi kontrol berat badan yang lebih hati-hati di masa kanak-kanak dapat mewakili strategi pencegahan untuk mempertahankan fungsi testis di kemudian hari,” kata salah satu penulis makalah studi Rossella Cannarella dikutip dari Antara pada Senin (15/5/2023).

Infertilitas diketahui membebani kesehatan psikologis dan kehidupan ekonomi dan sosial orang-orang pada usia subur. Kondisi ini memengaruhi 48 juta pasangan pada tahun 2010.

Sebuah penelitian di Jerman mengevaluasi ketidaksuburan pada lebih dari 20.000 pasien laki-laki yang dirujuk ke pusat kesuburan menemukan kecenderungan penurunan konsentrasi sperma dan jumlah total sperma selama empat puluh tahun terakhir.

Sejalan dengan penurunan jumlah sperma, prevalensi obesitas anak meningkat di seluruh dunia dari 32 menjadi 42 juta. Pengamat memperkirakan sekitar 60 persen anak-anak saat ini akan mengalami obesitas pada usia 35 tahun.

Survei Italia memperlihatkan adanya hipotrofi (pengecilan otot) testis pada hampir seperempat pria muda berusia 18-19 tahun dan ini menempatkan mereka pada risiko mengalami kesuburan di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya