SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca panas. (Freepik)

Solopos.com. SOLO — Cuaca panas yang melanda Indonesia beberapa akhir ini bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh seseorang. Di Indonesia, rekor tertinggi suhu maksimun terjadi di Ciputat, Tangerang, Banten, yang mencapai 37,2 derajat Celcius pada 17 April 2023.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu panas ekstrem di Indonesia akan dirasakan masyarakat hingga Oktober 2023 mendatang.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Melansir dari siaran pers BMKG pada Selasa (25/4/2023), suhu panas yang terjadi di wilayah Asia secara klimatologis disebabkan oleh pengaruh gerak semu Matahari. Menurut pakar iklim, pemanasan global menjadi salah satu pemicu utama terjadinya perubahan iklim saat ini.

Dengan adanya cuaca panas di Indonesia beberapa hari ini, masyarakat ini waspada lantaran paparan sinar ultraviolet (UV) juga lumayan cukup tinggi, terutama di pukul 10.00-13.00.

Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin RS UNS di Sukoharjo, Jawa Tengah, dr. Triasari Oktavriana, M.Sc., Sp.KK(K), cuaca panas dan ekstrem berkepanjangan ini meningkatkan paparan UV sehingga mencetuskan beberapa permasalahan kulit.

Beberapa di antaranya, membuat kulit mengalami dehidrasi sehingga kulit menjadi kering, berisisik dan terasa gatal. Risiko lain yang dapat terjadi adalah sunburn, penuaan dini di mana kerusakan jaringan kulit menjadi lebih cepat, hingga dalam jangka panjang bisa memicu penyakit keganasan kulit.

“Paparan sinar ultraviolet yang berlebihan menimbulkan berbagai dampak pada kesehatan kulit, selain risiko sunburn, mempercepat penuaan dini, dan beberapa penyakit kulit akan semakin parah akibat paparan sinar Matahari dan ultraviolet yang berlebihan seperti dermatitis [eksim] dan psoriasis. Efek jangka panjang yang perlu diwaspadai, yaitu risiko UV yang dapat merusak DNA kulit dan mencetuskan keganasan kulit,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com pada Senin, 8 Mei 2023.

Untuk saat ini, keluhan dari masyarakat yang banyak adalah kulitnya menjadi kering, berisisik, terasa gatal dan beberapa terjadi sunburn. Di mana kulit menjadi berwarna kemerahan dan terasa pedih. Hal tersebut banyak terjadi pada orang yang memiliki warna kulit lebih cerah.

Pentingnya Sunscreen untuk Kesehatan Kulit

Maka dari itu, untuk terhindar dari bahaya cuaca panas karena paparan sinar ultraviolet tersebut, dr. Triasari mengimbau masyarakat untuk selalu melindungi kulit dengan cara rutin minum air untuk mencegah dehidrasi sehingga kebutuhan cairan untuk kulit dan tubuh tercukupi. Kemudian, menggunakan pelembab secara rutin dan memakai sunscreen minimal SPF 30 yang diaplikasikan setiap 2-3 jam sekali.

“Penting pakai sunscreen minimal SPF 30. Untuk orang yang biasa beraktivitas di bawah sinar Matahari penting [menggunakan sunscreen], terutama kisaran jam 10.00-13.00, dimana radiasi sinar UV-nya sangat tinggi,” jelas dia.

Pemakaian sunscreen ini bisa dilakukan 15-20 menit sebelum keluar beraktivitas di luar rumah dan diberikan pada area wajah, punggung tangan, leher, kaki, serta bagian tubuh yang mudah terpapar sinar Matahari.

Bahkan, dr. Triasari juga menyarankan masyarakat untuk tetap menggunakan sunscreen ketika di rumah. Karena paparan sinar UV juga bisa masuk lewat jendela. “Intinya, pemakaian sunscreen adalah perawatan dasar yang sudah menjadi kewajiban untuk kesehatan kulit jangka panjang. Ini investasi panjang, harus diproteksi sejak dini,” imbau dia.

Selain pakai sunscreen, agar terhindar dari bahaya paparan sinar UV karena cuaca panas, dr. Triasari meminta masyarakat untuk tetap mengenakan pelindung tambahan, seperti jaket, topi, kacamata hitam, maupun payung.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya