Lifestyle
Minggu, 28 April 2013 - 21:30 WIB

Waspada Stres dalam Waktu Lama Sebabkan Obesitas!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi stres (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi stres

JAKARTA–Stres memang dikenal sebagai pemicu dari beragam penyakit serius, salah satunya obesitas.
Advertisement

Stres pada orang dewasa terutama disebabkan oleh kelelahan di tempat kerja dan masalah keuangan. Masalah di rumah juga seringkali menjadi penyebab munculnya stres.

Para dokter dan tenaga kesehatan menemukan adanya peningkatan jumlah anak-anak yang kini juga mulai mengalami stres. Hal ini seringnya akibat tekanan akademis di sekolah yang meningkat, seperti dilansir laman femalefirst, Sabtu (27/4).

“Rendahnya tingkat energi, gangguan tidur, kelelahan, kecemasan, dan kenaikan berat badan yang disebabkan karena stres jumlahnya juga meningkat akhir-akhir ini,” ujar Victoria Tyler, terapis gizi di London’s Harley Street.

Advertisement

Sebenarnya, dengan menggunakan stres seseorang dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami, agar bisa mengevaluasi tindakan apa yang paling tepat.

Dia mengatakan siapa saja dapat melakukan uji stres untuk mengetahui seberapa stres dirinya dan apakah dengan tingkat stres tersebut ia berisiko memiliki masalah kesehatan.

“Banyak penelitian ilmiah baru yang menunjukkan dengan jelas bahwa stres dapat mendatangkan kerusakan pada tubuh. Stres jangka panjang tidak hanya menyebabkan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, tetapi juga berkaitan dengan menjadi pikun, fungsi kekebalan tubuh berkurang, serta obesitas,” ujar Tyler.

Advertisement

Pernyataan Victoria didukung oleh The American Medical Association. Lembaga ini memperkirakan bahwa dari semua penyakit yang ada, 80% berasal dari stres. Menariknya, 80% stres diakibatkan oleh masalah di tempat kerja.

Banyak orang merasa stres dan tertekan dari hari ke hari, sehingga menjadi stres jangka panjang. Masalah kompleks semacam ini akan mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.

Jika dibiarkan, stres bisa memicu kematian dini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif