Lifestyle
Jumat, 12 Oktober 2012 - 09:39 WIB

Waspadai Gejala Tak Wajar saat Hamil

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

JOGJA—Kehamilan tidak selalu berjalan lancar. Gejala gangguan kehamilan akan sering dialami ibu hamil.

Advertisement

Mulai dari gejala ringan hingga yang serius pun bisa saja dialami calon ibu. Namun, tak ada salahnya calon ibu lebih jeli mengamati gejala-gejala kehamilan yang tidak wajar. Di mana gejala tersebut dapat bisa saja memberikan resiko berat pada masa kehamilan.

Yasmini, dokter spesialis kandungan RSKIA Sadewa mengatakan gejala kehamilan yang perlu dipantau pada setiap trimester memiliki penyulit berbeda-beda. “Pada trimester awal biasanya mual dan muntah, ini jangan sampai dibiarkan karena bisa memicu dehidrasi,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja, Kamis (11/10/2012 ) di kantornya.

Lebih lanjut, dokter kandungan asal Kulonprogo ini mengatakan gejala flek yang kadang masih selalu dianggap wajar bila terjadi secara periodik dapat mengindikasikan ada pengelupasan plasenta. Yasmini menegaskan bila hal ini terjadi maka akan mengakibat kehamilan yang beresiko.

Advertisement

“Pendarahan atau flek merupakan gejala-gejala ke arah keguguran. Pada trimester awal keguguran ini bisa dipertahankan, tapi bila terjadi secara terus-menerus bisa membahayakan ibu,” imbuhnya.

Ada banyak hal yang dapat mengakibatkan pendarahan. Yasmini menuturkan bisa juga terjadi karena letak plasenta yang menutup jalan lahir.

“Plasenta ini terlepas dari tempat yang seharusnya. Bisa karena efek trauma atau ibu-ibu dengan tensi yang tinggi, ini bisa membuat pendarahan terjadi,” bebernya.

Advertisement

Gejala lain yang sering dialami ibu hamil juga kram perut. Gejala ini memang wajar pada usia kehamilan tertentu. Namun, Yasmini menegaskan kram perut yang terjadi secara berkala dan disertai rasa nyeri dan flek perlu diwaspadai.

“Bila ada indikasi demikian, misal pada trimester awal dapat mengakibatkan keguguran. Sedangkan bila terjadi pada trimester kedua ke atas bisa mengakibatkan kelahiran prematur,” sambungnya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif