SOLOPOS.COM - Ilustrasi aneka minuman dengan warna menyolok. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Beberapa makanan yang memiliki warna-warna cerah biasanya menggugah selera, namun disarankan untuk menghindari makanan mengandung pewarna ini untuk mencegah risiko kesehatan baik itu reaksi alergi atau bahkan kanker. Untuk menjaga kesehatan tubuh, simak ulasannya di info sehat ini.

Pewarna makanan sintetis adalah bahan kimia yang ditambahkan ke makanan untuk meningkatkan penampilan dan daya tarik makanan lezat. Beberapa pewarna makanan yang umum adalah tartrazin, kuning matahari terbenam, bayam, merah allura, kuning kuinolin, biru cemerlang, dan nila merah tua.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ditulis laman Hindustan Times, pewarna buatan telah terintegrasi secara mulus ke dalam industri makanan modern, meningkatkan daya tarik visual dari produk yang tak terhitung jumlahnya.

Namun, masih banyak pertanyaan mengenai implikasi kesehatannya. Penggunaan pewarna sintetis yang meluas dalam makanan olahan telah mendorong penyelidikan terhadap potensi risiko dan intervensi peraturan.

“Pewarna, baik alami maupun sintetis, ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk mempercantik penampilan. Meski pun menarik perhatian, keamanannya masih dipertanyakan. Penelitian mengisyaratkan adanya hubungan antara konsumsi pewarna buatan dan gangguan kesehatan seperti hiperaktif pada anak-anak, reaksi alergi, dan bahkan kanker,” kata Kepala Ahli Gizi Klinis Rumah Sakit Amrita Faridabad Charu Dua dikutip dari Antara pada Senin (18/3/2024).

Penting bagi konsumen untuk berhati-hati dalam membaca label dan memilih alternatif alami untuk melindungi kesejahteraan makanan mereka.

“Ada efek merugikan dari pewarna makanan buatan terhadap kesehatan kita. Bahan tambahan sintetis ini, yang sering ditemukan pada makanan populer seperti permen, minuman ringan, dan makanan ringan kemasan, makanan ringan pinggir jalan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk hiperaktif pada anak-anak, alergi, intoleransi bahkan terhadap kanker,” kata Dr Suparna Mukherjee, Clinical Nutrition, Narayana Health City, Bangalore.

Mengonsumsi zat-zat pewarna makanan dikaitkan dengan gejala seperti pusing, lemah, muntah, dan sianosis. Demikian pula, timbal kromat, yang digunakan untuk mewarnai bubuk cabai, mengakibatkan keracunan timbal, menyebabkan sakit perut, mual, sembelit, dan anemia.

“Reaksi alergi terhadap pewarna buatan semakin menggarisbawahi pentingnya kehati-hatian. Tartrazine [E102] dan Sunset Yellow [E110] adalah salah satu penyebab yang memicu respons buruk, sehingga menekankan perlunya pelabelan yang waspada,” kata Charu Dua.

Meluasnya penerapan warna-warna ini, yang ditemukan pada makanan yang dipanggang, sereal sarapan, dan jus buah kemasan tertentu, menyoroti tantangan yang dihadapi konsumen dalam menghindari warna-warna tersebut, kata Roshan Kore, Ahli Diet Konsultan, Rumah Sakit Anak NHSRCC, Mumbai.

Menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap pilihan makanan kita, Kore menyarankan sangatlah penting untuk memilih makanan yang alami dan tidak diolah. Memilih makanan seperti itu tidak hanya menjaga kesehatan kita tetapi juga mendukung kesejahteraan generasi mendatang, menekankan pendekatan holistik terhadap nutrisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya