SOLOPOS.COM - Sungai Maron di Desa Dersono,Kecamatan Pringkuku, Pacitan, Jawa Timur. (Holy Kartika NS./JIBI/Harian Jogja)

Wisata Jawa Timur mengenai Sungai Maron.

Harianjogja.com, PACITAN-Wisata alam di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur memang tidak ada habisnya untuk di-explore. Selama ini, keindahan pantainya selalu berhasil membius pengunjung dari berbagai penjuru nusantara. Kali ini, Harianjogja.com, mengeksplor keunikan wisata alam tropis yang tersembunyi di Desa Dersono,Kecamatan Pringkuku.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Sungai Maron, demikian nama destinasi yang belum banyak diketahui oleh banyak orang yang berkunjung ke Pacitan. Sungai ini menjadi surga tersembunyi dari kabupaten berjuluk Kota 1001 Gua. Kawasan wisata alam pedesaan beratmosfer hutan tropis ini memang masih begitu baru. Namun, pengunjung wisata susur sungai ini sudah mulai berdatangan dari berbagai daerah.

Destinasi alam ini menyuguhkan keindahan yang tak hentinya akan mengundang decak kagum siapapun yang mengunjunginya. Objek wisata yang dapat dijangkau sekitar 45 menit dari pusat Kota Pacitan ini memiliki alam yang masih sangat natural. Memasuki objek wisata, dari pintu masuk, kalian akan disuguhi pemandangan pinggiran sungai dan penduduk sekitar yang memanfaatkan sungai tersebut untuk beraktifitas sehari-hari.

Deretan perahu-perahu bersandar di tepi sungai yang dapat terlihat dari jalan di atas sungai yang akan kalian lalui hingga menuju dermaga kecil. Dari pintu masuk hanya berjarak sepuluh sampai 20 meter saja. Tiket masuk menuju tempat ini hanya Rp2.000 saja per orang. Sesampainya di lokasi parkir kendaraan, alam pedesaan langsung terasa.

Untuk bisa menikmati wisata susur Sungai Maron, akan ada loket sewa perahu. Di mana ada dua jenis tiket yang dapat dipilih pengunjung. Jika kamu datang berbarengan dengan banyak teman, pilih perahu berkapasitas lima sampai enam orang. Harga sewa satu perahu ini Rp100.000, sedangkan untuk pengunjung yang hanya datang berdua, maka bisa menyewa kapal yang berukuran lebih kecil dengan harga sewa Rp75.000.

Sungai ini dulunya biasa digunakan warga untuk beraktifitas. Seperti mencari ikan, mencuci, dan sebagai sumber mata air bersih yang dimanfaatkan warga untuk keperluan memasak dan lain sebagainya. Sutrisno, salah satu petugas loket mengatakan, harga sewa perahu itu nantinya sudah termasuk dengan pemandu atau operator perahu dan life jacket. Selama kurang lebih satu jam, pengunjung akan diajak melihat pemandangan alam di kawasan sungai.

“Panjang sungai yang dilalui nanti sekitar empat kilometer. Sungai ini bermuara ke Pantai Nyiroboyo, pengunjung bisa berhenti sejenak di pantai ini atau kembali ke dermaga,” ujar Sutrisno.


Serasa Menikmati Hutan Tropis Amazon

Sungai Maron memiliki berbagai julukan yang disematkan oleh beberapa pengunjung yang pernah singgah di tempat wisata ini. Selain disebut-sebut sebagai Green Canyon of Indonesia from Pacitan. Pemandangan tumbuh-tumbuhan tropisnya seakan mengajak wisatawan untuk merasakan suasana mirip seperti di Hutan Amazon, Brazil.

Perjalanan dimulai dari sebuah dermaga kecil dan di sana sudah ada sejumlah perahu yang berlabuh menanti penumpang. Sepanjang perjalanan, di sisi kanan maupun sisi kiri, kalian akan disuguhi pemandangan alam nan eksotis. Pepohonan besar seperti pohon kelapa kokoh berdiri di sepanjang sungai. Tebing batu kapur yang tertutup lebatnya pepohonan dan semak-semak semakin menambah atmosfer hutan tropis yang mirip seperti Amazon atau Hutan Kalimantan.

Meski perjalanan ini singkat karena sungai yang disusuri hanya sejauh empat kilometer dengan perahu mesin bermotor. Namun, keindahan di sekeliling sungai tak hentinya mengundang kekaguman akan pesona alamnya yang masih sangat asri. Sesekali kita akan menjumpai warga yang tengah beraktifitas di sepanjang sungai. Beberapa warga ada yang tampak sedang memancing atau menjaring ikan dari atas perahu kecil mereka, ada pula yang berada di kebun mengumpulkan pakan ternak hingga bercocok tanam.

Sejumlah pengunjung juga mencoba memanfaatkan waktu perjalanan di atas perahu dengan berbagai pose foto. Salah satu pose foto yang cukup ngehits di media sosial adalah duduk di ujung perahu sambil menikmati hijaunya pemandangan di sepanjang sungai.

Waktu yang tepat untuk mengunjungi Sungai Maron adalah di saat musim kemarau atau di peralihan musim. Jika datang di saat musim hujan, maka pemandangan alamnya tidak cukup cantik. Air sungai akan tampak berwarna coklat, sehingga tidak menarik untuk dijadikan tempat berfoto. Nah, ketika musim kemarau, air sungai akan tampak berwarna hijau tosca. Inilah daya tarik lain yang membuat banyak orang tak ingin melewatkan objek wisata ini saat berkunjung ke Pacitan.

Sungai ini bermuara di sebuah pantai yang masih satu kompleks dengan Pantai Klayar dan sekitarnya. Di penghujung perjalanan sebelum kembali ke dermaga, pemandu akan memperlihatkan pada kita pemandangan muara sungai di Pantai Nyiroboyo. Pemandu akan menawarkan pada pengunjung, apakah ingin mampir menikmati pemandangan pantai atau memilih berbalik ke dermaga.

Pantai Nyiroboyo memang tidak hanya bisa dijangkau lewat jalur sungai usai menyusuri Sungai Maron. Namun, jalan darat yang akan ditempuh cenderung terjal serta harus melalui jalan menanjak dan berliku. Nah, usai menikmati hijaunya pemandangan di sepanjang sungai, tak ada salahnya singgah sebentar di pantai ini. Pemandangan yang ditawarkan pantai ini juga tak kalah indah dari beberapa pantai populer lainnya yang ada di sepanjang pesisir selatan Pacitan. Pantai ini juga cukup terkenal akan pemandangan sunset yang indah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya