SOLOPOS.COM - Panorama Curug SIlawe dengan air terjun yang jernih di Desa Sutopati Kajoran Kabupaten Magelang. (Sumadiyono/JIBI/Harian Jogja)

Jangan beranjak pulang setelah berkunjung ke Candi Borobudur. Cobalah menuju ke arah barat sekitar 25 kilometer. Di sana kesejukan Curug Silawe menanti Anda dengan kecantikan alamnya yang memesona. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com, Sumadiyono.

Berdiri di tengah curamnya tebing nan gagah menghadirkan nuansa berbeda. Apalagi suguhan untaian air berwarna putih menjulang tinggi hanya beberapa meter dihadapan kita.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Kesejukan makin terasa saat dinginnya butiran air memapar tubuh dengan lembut. Sementara hamparan batu di kaki curug seperti menggaungkan nada percikan khas sungai di pegunungan.

Sekilas Curug Silawe memiliki tipe yang hampir sama dengan curug lain. Curug yang berada di Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran Magelang ini berdiri vertikal dengan vegetasi tumbuhan perintis menutup di hampir semua seluruh tebing.

Bedanya, Curug Silawe memiliki postur cukup bongsor dengan tinggi tebing mencapai 53 meter. Memang masih kalah dibandingkan Grojokan Sewu (80 meter) di Tawangmangu, Karanganyar. Tetapi enggak perlu khawatir, soal kecantikan panoramanya tentu tak kalah memikat.

Masih soal “postur badan”, Silawe juga masih lebih jangkung dibanding “saudara se-daerahnya” yang legendaris yaitu Curug Sekar Langit di Ngablak Magelang (30 meter).

Keindahan untaian airnya juga layak disejajarkan. Kalaupun harus kalah, mungkin hanya pengelolaan objek wisatanya saja yang memang belum sebanding.

Curug Silawe baru ditetapkan sebagai destinasi wisata resmi sejak 2007. Sejak saat itu, Pemkab Magelang terus mempercantik kawasan yang berada di kaki perbukitan Potorono ini. Pos dan loket pun didirikan. Pemerintah juga membangun areal parkir yang cukup nyaman dan bersih.

Jalur pedestrian dari pintu masuk menuju lokasi yang tadinya licin disulap menjadi permanen dengan cor semen selebar dua meter. Hasilnya, tak ada lagi jalur curam.

Bagian jalan menurun diganti dengan cor permanen anak tangga. Agar lebih nyaman lagi, di bagian tepi jalan dilengkapi besi pengaman.

Sejak itulah promosi wisata objek ini kian gencar. Sutopati yang awalnya hanya Desa Wisata terpencil kini perlahan makin dikenal banyak orang. Kunjungan wisatawan pun terus bertambah.

Santoso, petugas loket Curug Silawe mengatakan kunjungan paling banyak terjadi pada hari libur. Rata-rata jumlah pengunjung bisa mencapai 150 orang per hari. Jumlah ini memang relatif sedikit dibanding jumlah kunjungan di objek wisata lain di Magelang.

Namun Suroso memastikan, rata-rata pengunjung betah berlama lama di Curug Silawe. Tidak seperti di objek wisata lain.

“Mungkin karena suasana tidak terlalu ramai, tenang dan nyaman, pengunjung jadi betah. Pengunjung bukan hanya dari Magelang, namun juga dari daerah sekitar Magelang,” ujarnya kepada Harian Jogja belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya