Lifestyle
Minggu, 28 Oktober 2012 - 02:13 WIB

Yuk Memasak Bersama

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

JOGJA–Istri pintar masak itu sudah lazim terdengar, namun bagaimana jika justru suami yang pintar memasak ya?

Advertisement

Soal tuntutan agar istri bisa memasak, semuanya tergantung pada komitmen. Dosen psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jogja, Sri Kushartati, berpendapat soal masak-memasak bisa dikomunikasikan bersama.

Kebanyakan laki-laki mengidamkan perempuan yang bisa memasak. Apalagi, memasak sendiri lebih murah dibanding membeli makanan di luar maupun menggunakan jasa katering.

Advertisement

Kebanyakan laki-laki mengidamkan perempuan yang bisa memasak. Apalagi, memasak sendiri lebih murah dibanding membeli makanan di luar maupun menggunakan jasa katering.

Bisa jadi, pasangan memilih tidak memasak bukan karena tak bisa memasak. Alasan mereka adalah fokus pada pekerjaan atau akademis. Ada juga lho orang yang tidak mau repot dalam urusan rumah tangga.

Meracik bahan lalu mengolahnya di dapur bisa menjadi kegiatan yang menarik bahkan positif. Lewat makanan yang disediakan untuk suami dan anak, seorang ibu menumpahkan kasih sayangnya.  “Melalui makanan yang diraciknya sendiri, akan tumbuh kasih sayang seorang ibu. Anak akan bisa bercerita kepada orang lain bahwa masakan ibunya yang paling enak,” terangnya, pekan lalu.

Advertisement

Hal ini berbeda jika sebuah keluarga selalu membeli masakan jadi setiap hari. Tentu lebih boros.

Jika belum bisa memasak, pasangan suami-istri bisa belajar bersama-sama. Memasak itu gampang kok, banyak panduan berupa buku maupun informasi di internet. Ketika istri belajar memasak, suami harus mendukungnya. Caranya, memberi pujian, tidak mencelanya jika ada kekurangan.

Simak penuturan ibu dengan satu anak ini, Fauzi Maria, 28. Dulu ia sama sekali tidak bisa memasak. Suatu hari, ia mencoba memasak untuk suaminya.

Advertisement

Resep yang akan dia praktikkan adalah pepes ikan. Ketika pepes ikan disajikan, sang suami merasa ada beberapa bumbu yang kurang meresap. Rasanya hambar, malah lebih terasa pedasnya. Suaminya berpesan kalau memang belum bisa memasak, tidak perlu dipaksakan.

Lain lagi pengalaman Dewi Wulandari, 32. Awalnya dia tidak suka memasak. Padahal sebenarnya masakannya termasuk lumayan. Ia selalu memasak dengan ilmu kira-kira. Pokoknyam rasanya dikira-kira apakah sudah cukup asin, manis atau pedas.

“Memang masakan saya selalu dengan resep saya sendiri. Intinya kalau untuk oseng-oseng ada bawang merah, bawang putih dan bumbu dapur lainnya. Sedangkan sup ayam dengan memakai lada atau merica bubuk,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif