SOLOPOS.COM - Orang tua sebaiknya juga memiliki kedekatan dengan anak agar anak terhindar dari child grooming. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Istilah child grooming mengemuka setelah beredar pernikahan wanita berusia 41 tahun dan remaja berusia 16 tahun di Sambas, Kalimantan Barat,  tindakan apa itu? Simak ulasannya di tips parenting kali ini agar anak-anak terhindar dari perilaku merugikan anak ini.

Sebagaimana diketahui pernikahan beda usia antara remaja berusia 16 tahun dengan wanita 41 tahun viral di media sosial terutama Instagram dan TikTok. Diketahui bahwa pernikahan tersebut terlaksana di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar),  Minggu (30/7/2023).

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Sontak saja, pernikahan keduanya membuat jagat media sosial gempar karena jarak usia keduanya terpaut 25 tahun. Pasangan pengantin ini jadi sorotan warganet mengingat pengantin pria masih kategori anak-anak.

Lantas, apa kasus pernikahan wanita berusia 41 tahun dan remaja 16 tahun itu termasuk child grooming, karena mengingat bahwa pengantin pria masih di bawah umur?  Perlu diketahui bahwa child grooming merupakan cara menjalin hubungan, kepercayaan maupun ikatan secara emosional dengan anak atau remaja di bawah umur yang bukan darah dagingnya dan juga keluarganya dalam rentang waktu lama mulai dari berpekan-pekan hingga bahkan bertahun-tahun.

Hal ini mereka lakukan agar dapat memanipulasi atau mengeksploitasi mereka hingga terjadi pelecehan seksua. Pelaku grooming atau bisa disebut groomer merupakan orang dewasa yang biasanya memiliki karisma dan otoritas yang lebih tinggi. Karisma dan otoritas ini mereka jadikan sebagai fondasi untuk mengontrol para korban sehingga korban akan menurut pada groomer.

Biasanya para groomer tersebut akan melakukan beberapa hal ini seperti dikutip dari bravehearts.org.au pada Jumat (4/6/2023) :

1. Menargetkan anak-anak dengan menarik perhatiannya

Dalam menjalankan aksinya, biasanya para groomer akan memulai dengan melakukan seleksi terhadap calon korbannya. Korban yang dipilih biasanya berdasarkan daya tarik fisik yang mereka sukai, kemudahan akses kepada calon korban hingga kerentanan yang dimiliki korban juga dapat menjadi faktor pendukung.

Kerentanan yang dimaksud adalah kurangnya rasa percaya diri anak, memiliki masalah di pertemanan maupun keluarga, jarang bersosialisasi dengan teman sebaya dan masalah-masalah internal maupun eksternal lain yang membuat si anak menjadi pemurung sehingga anak akan lebih mudah termanipulasi. Selain itu, orang tua yang sibuk dan tidak memberikan pengawasan cukup kepada anak akan membuat si anak menjadi sasaran empuk groomer.

2. Mencari akses

Untuk semakin tahu apa itu child grooming, ketahui pula ciri-ciri pelaku berikutnya yaitu mencari akses.  Akses ini dapat diperoleh dengan menjadi babysitter anak saat orang tua sedang sibuk, menjadi guru privat anak, menawarkan untuk mengantar jemput anak atau menjadi pacar anak dengan modus sebagai teman bercerita mengenai hari-harinya di sekolah.

3. Membangun kepercayaan

Tahapan berikutnya adalah membangun kepercayaan dan ikatan emosional dengan anak tersebut. Setelah akses didapat, groomer akan mendekati korban, mengajak mengobrol, hingga memberikan perhatian yang lebih. Groomer akan memberikan hadiah-hadiah kecil yang anak-anak tersebut sukai serta mulai memuji-muji anak. Groomer juga akan berbagi rahasia yang membuat anak merasa spesial. Nah ,dari sinilah anak akan mulai percaya kepada pelaku dan mulai termanipulasi.

4. Menunjukkan ketertarikan seksual dalam hubungan tersebut

Setelah anak mulai percaya dengan groomer, groomer akan mulai memperkenalkan topik bahasan yang mengarah ke hal-hal berbau seksual. Tak berhenti di sana, groomer akan mulai menyentuh korban, memeluk, hingga melakukan hal-hal lainnya.

5. Menjadi pemegang kontrol dalam hubungan tersebut

Tahapan terakhir dari pelaku child grooming ialah dengan mempertahankan kontrol. Dalam tahapan ini pelaku akan terus meyakinkan dan memanipulasi korban untuk tetap tunduk kepadanya. Dalam tahapan ini groomer akan melakukan emotional blackmailing. Groomer akan mengungkit bagaimana mereka hadir menjadi teman dan menemani korban ketika mereka kesepian dan terpuruk. Taktik ini juga digunakan pelaku agar korban tetap merahasiakan hal-hal yang sudah terjadi. Tak hanya itu, groomer tak segan-segan untuk mengancam korban dengan memanfaatkan karisma dan otoritas yang ia miliki. Kontrol ini akan terus dilakukan oleh groomer hingga mereka puas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya