SOLOPOS.COM - Ilustrasi memeriksa benjolan di belakang telinga. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Benjolan di belakang telinga yang sering kali Anda alami dapat disebabkan oleh beberapa hal. Kondisi tersebut mungkin diakibatkan oleh hal sepele, tetapi bisa juga berbahaya. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Tak jarang saat meraba di belakang telinga, Anda menemukan ada semacam jerawat. Besar kecilnya beragam, pada umumnya sebesar biji kacang hijau.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Pada kebanyakan kasus, benjolan di bagian belakang telinga tidak berbahaya dan mudah untuk disembuhkan. Namun, kondisi ini bisa menandakan masalah yang lebih serius. Lalu bagaimana membedakannya?

Berikut ini ulasan tentang sejumlah kondisi yang menyebabkan munculnya benjolan di belakang telinga dikutip dari hellosehat.com pada Selasa (31/10/2023):

1. Jerawat

Jerawat merupakan kondisi kulit yang umum ditandai dengan benjolan. Benjolan ini dapat timbul di bagian tubuh manapun, tidak terkecuali di belakang telinga.

Benjolan ini bisa ditangani dengan beragam obat jerawat, dari krim hingga sabun cuci muka yang dijual bebas.
Namun, jika jerawat sulit sembuh, dokter juga bisa meresepkan obat dengan dosis yang lebih kuat.

2. Infeksi

Beberapa macam infeksi bakteri dan virus dapat menyebabkan pembengkakan di dalam dan sekitar leher atau wajah,  dapat pula berwujud sebagai benjolan di bagian belakang telinga.

Salah satu penyebab benjolan di bagian belakang indra pendengaran ini, yakni karena infeksi mononukleosis yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Selain itu, benjolan dapat diakibatkan oleh infeksi HIV/AIDS, cacar, dan campak.

3. Mastoiditis

Penyakit telinga berupa infeksi yang tidak kunjung diobati dapat menjalar hingga ke tulang mastoid di bagian belakang telinga. Kondisi ini disebut dengan mastoiditis.

Benjolan akibat mastoiditis akan disertai gejala lain, yaitu:

– Bernanah,
– Demam,
– Radang, dan
– Keluarnya cairan dari dalam telinga.

Mastoiditis biasanya bisa diobati dengan antibiotik oral, obat tetes telinga, dan pembersihan telinga rutin oleh dokter.

4. Abses

Abses benjolan berisi nanah yang berkembang ketika sistem imun melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.  Jika infeksi terjadi di sekitar telinga, abses dapat muncul di bagian belakang telinga. Ciri abses ini biasanya terasa sakit dan hangat saat disentuh.

Supaya cepat hilang, abses dapat diobati dengan beberapa cara, termasuk drainase atau operasi ringan. Operasi kecil ini dilakukan dokter dengan memotong abses untuk mengeluarkan nanah.

5. Otitis media

Otitis media adalah infeksi di telinga bagian tengah. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan seperti bengkak, kemerahan, serta penumpukan cairan di belakang gendang telinga.

Gejala ini yang kemudian bisa mengakibatkan benjolan di belakang telinga. Meski begitu, gejala otitis media kebanyakan bisa hilang sendiri tanpa memerlukan pengobatan dalam waktu 3 – 5 hari.

Namun, jika dibutuhkan, Anda bisa mengonsumsi ibuprofen atau paracetamol untuk meredakan demam tinggi dan nyeri.

6. Limfadenopati

Limfadenopati merupakan pembengkakan kelenjar getah bening yang biasanya disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau kanker.

Ketika benjolan disebabkan oleh limfadenopati, Anda mungkin juga merasakan gejala berupa:

– Batuk
– Badan lemas
– Pilek
– Menggigil dan berkeringat (terutama pada malam hari)
– Radang tenggorokan
– Demam
– Kulit yang memerah, hangat, dan bengkak.

Limfadenopati dapat diobati sesuai dengan penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi, kondisi ini diatasi dengan antibiotik atau antiviral.  Sementara itu, jika penyebabnya kanker, Anda mungkin memerlukan kemoterapi, terapi radiasi, atau operasi.

7. Lipoma

Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh di antara lapisan kulit mana pun, termasuk di belakang telinga. Saat awal pertumbuhannya, lipoma tidak selalu terdeteksi dari permukaan kulit. Ketika lipoma sudah tumbuh lebih besar, kemungkinan Anda akan bisa merasakannya dengan tangan Anda.

Dikutip dari situs National Center for Biotechnology Information, sebagian besar lipoma tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan dihilangkan.  Beberapa pasien memilih untuk menghilangkan benjolan ini karena alasan kosmetik.

8. Kista sebasea

Kista sebasea adalah benjolan nonkanker yang timbul di bawah kulit dan berkembang di sekitar kelenjar sebasea (kelenjar penghasil minyak).



Kondisi ini merupakan jenis kista yang paling umum terlihat di telinga, termasuk di belakang telinga. Jika benjolan disebabkan oleh kista, Anda mungkin juga akan merasakan gejala berupa nyeri di bagian yang terinfeksi.

Dalam kebanyakan kasus, kista sebasea dapat diabaikan karena bukan merupakan kondisi yang berbahaya.

9. Kanker

Penyebab lain dari benjolan di belakang telinga adalah kanker nasofaring. Ini adalah penyebab yang perlu Anda waspadai.

Dikutip dari Mayo Clinic, kanker nasofaring sulit dideteksi sejak dini karena gejalanya mirip dengan kondisi umum.

Selain adanya benjolan pada bagian sekitar belakang telinga, kanker nasofaring juga menyebabkan gejala-gejala berupa:

– Darah di air liur,
– Hidung tersumbat atau telinga berdenging,
– Keluar darah dari hidung,
– Sering mengalami infeksi telinga,
– Sakit tenggorokan,
– Kehilangan pendengaran, dan
– Sakit kepala.

Perawatan untuk kanker nasofaring biasanya termasuk dari terapi radiasi, kemoterapi, atau keduanya sekaligus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya