SOLOPOS.COM - Ilustrasi aneka sumber protein. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Pada 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional  2024 jadi momentum tepat untuk lebih memperhatikan konsumsi protein hewani. Untuk menjaga kesehatan tubuh anak, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Protein hewani, diketahui memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan dan pemulihan tubuh. Dibandingkan protein nabati, protein hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dan mudah diserap oleh tubuh. Di Indonesia, sumber protein hewani yang umum dikonsumsi seperti ayam, sapi, ikan, dan telur, harus lebih dioptimalkan pemanfaatannya, khususnya dalam program-program PMT.

Promosi Terus Naik, Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan BRI Capai Rp787,9 Triliun 2024

Dikutip dari laman Kemenkes pada Kamis (25/1/2024), hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan risiko terjadinya stunting meningkat sebesar 1,6 kali dari kelompok anak umur 6-11 bulan ke kelompok umur 12-23 bulan (13,7% ke 22,4%). Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 6 bulan, baik dari segi kesesuaian umur, frekuensi, jumlah, tekstur dan variasi makanan. Protein penting dalam penurunan stunting.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Headey et.al (2018) menyatakan bahwa ada bukti kuat hubungan antara anak stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan, seperti susu, daging/ikan dan telur. Bukti juga menunjukan konsumsi pangan berasal dari hewani lebih dari satu lebih menguntungkan dibandingkan konsumsi pangan berasal dari hewani tunggal.

Hari Gizi Nasional 2024 menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengkonsolidasikan sumber daya dan keahlian yang dimiliki, guna mencapai tujuan gizi nasional. PMT lokal kaya protein hewani bukan hanya sekadar komponen dalam program gizi, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa yang lebih sehat dan produktif.

Data BPS menunjukkan pada 2021 tingkat konsumsi protein sangat timpang pada kelompok masyarakat berpengeluaran rendah, sedang, dan tinggi. Hal ini, menjadi tantangan pentingnya inovasi teknologi.

“Kekayaan alam Indonesia menyuguhkan beragam protein hewani, seperti telur, ayam, ikan, daging sapi, dan susu. Namun tidak semua lapisan masyarakat punya kesempatan mengonsumsi protein, sesuai standar kecukupan nasional. Hal ini menjadi tantangan riset ke depan, agar kebutuhan protein ini mudah diperoleh masyarakat, dan harga yang terjangkau,” ungkap Kepala Pusat Riset Peternakan pada Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Tri Puji Priyatno saat menjadi narasumber BRIN Insight Every Friday (BRIEF) edisi ke 65, tentang Riset Peternakan Mendukung Kebutuhan Protein Masyarakat, dikutip dari laman brin.go.id pada Kamis (25/1/2024).

Tri menjelaskan upaya di sektor peternakan menjadi salah satu sektor yang sangat vital untuk memenuhi kebutuhan protein dan perbaikan gizi masyarakat. Hal ini diperlukan untuk peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan masyarakat, dan kemajuan bangsa.

Di momentum Hari Gizi Nasional 2024 ini ketahui juga dampak rendahnya konsumsi protein hewani terhadap kualitas SDM Indonesia. Di sisi lain, Tri mengungkapkan berdasarkan data yang dikeluarkan oleh badan pemeringkat internasional, tingkat IQ  masyarakat Indonesia hanya 78,49. “Kita berada di posisi 130 dari 199 negara. Saat ini rata-rata kecerdasan dunia, sudah mencapai 100,74. Tentunya ini menjadi salah satu yang memprihatinkan bagi kita, ujar Tri.

Jika bandingkan dengan Malaysia, Indonesia sangat jauh tertinggal. Malaysia berada di peringkat 73 dengan rata-rata IQ masyarakatnya 87,58. Meski hanya berbeda dua tahun memperoleh kemerdekaan, tapi posisi IQ masyarakat Indonesia, jauh tertinggal dibanding negara tetangga.

Dikatakan Tri, Malaysia memiliki asupan protein hewani sangat tinggi, kemudian disusul Vietnam, Filipina, dan Thailand. Sementara, Indonesia berada di bawah mereka. Padahal, menurut Tri protein hewani ini sangat penting untuk memelihara stamina tubuh, mempercepat regenerasi sel, menjaga sel darah merah, meningkatkan kecerdasan, dan kualitas hidup masyarakat.

“Selain itu, untuk memperpanjang umur harapan hidup [UHH], dan meningkatkan produktivitas/pendapatan per kapita, tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya