SOLOPOS.COM - Ilustrasi sakit perut karena maag. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Sering dianggap sama, padahal sebetulnya GERD dan maag itu beda. Bisa dimaklumi lantaran penyakit ini sama-sama mengganggu organ pencernaan. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Perlu dipahami bahwa maag merupakan kondisi yang menandakan adanya masalah di lambung, sedangkan GERD adalah bentuk kondisi yang lebih serius. Untuk memahami secara lebih lanjut, simak penjelasan berikut ini tentang perbedaan GERD dan maag untuk dapat memberikan penanganan yang tepat apabila kondisi tersebut terjadi pada Anda atau anggota keluarga.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berikut ini beda GERD dan maag seperti dikutip dari siloamhospitals.com pada Senin (11/9/2023):

1. Dari segi penyebab

Perbedaan GERD dan maag yang pertama bisa dilihat dari penyebabnya. Meski sama-sama disebabkan oleh kenaikan asam lambung, namun area yang terdampak untuk memicu gejalanya berbeda.

GERD disebabkan oleh paparan asam lambung yang berulang-ulang ke esofagus atau kerongkongan yang mengakibatkan erosi pada mukosa esofagus. Hal ini juga disebabkan oleh melemahnya katup esofagus, sehingga asam lambung yang seharusnya tidak bisa ke atas jadi bisa naik melewati katup esofagus dan mengiritasi dinding esofagus. Sedangkan pada maag, yang teriritasi hanyalah dinding lambung.

2. Dari segi gejala

Jika dilihat dari segi gejalanya, sakit maag ditandai dengan perasaan tidak nyaman yang hilang timbul di area perut bagian atas. Kondisi lain yang paling sering terjadi pada sakit maag yaitu:

– Perut kembung di bagian atas
– Perut terasa penuh saat makan, padahal makanan belum habis
– Nyeri pada ulu hati
– Buang angin dan bersendawa
– Mual
– Muntah

Beda halnya dengan maag, gejala GERD bisa dikatakan lebih berat. Gejala tersebut yaitu refluks asam lambung ditandai dengan sensasi terbakar pada dada atau heartburn dan terjadi dua kali atau lebih dalam seminggu. Sensasi ini dapat menimbulkan gejala antara lain:

– Regurgitasi, yaitu makanan atau asam lambung naik ke kerongkongan
– Dada terasa nyeri
– Kesulitan menelan
– Kerongkongan terasa mengganjal
– Dada terasa terbakar setelah makan dan bisa memburuk di malam hari

Tak hanya gejala yang berkaitan dengan sistem pencernaan, penderita GERD juga mungkin akan mengalami beberapa hal di bawah ini:

– Batuk kronis
– Tidur terganggu
– Radang tenggorokan
– Sesak napas seperti asma

Jika tidak segera diobati, gejala GERD bisa berkembang dan memicu terjadinya sesak napas atau rasa sakit di sekitar rahang. Gejala tersebut mirip dengan gejala serangan jantung, oleh karena itu bila Anda mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter guna mendapat penanganan lebih lanjut.

3. Dari segi anatomi

Beda GERD dan maag berikutnya juga dapat dicermati dari anatominya. Seperti penjelasan sebelumnya, GERD terjadi akibat terganggunya fungsi suatu otot di kerongkongan yang disebut sfingter esofagus.

Sfingter esofagus memungkinkan makanan yang masuk tertahan di dalam lambung. Jika sfingter atau katup ini mengalami iritasi, maka bisa rusak atau melemah dan mengakibatkan cairan pencernaan serta isi perut naik kembali ke kerongkongan.

Sementara itu, maag berkaitan dengan iritasi pada dinding lambung. Namun, pada dispepsia fungsional tidak ada kelainan struktur atau tidak ditemukannya kerusakan mukosa lambung sehingga sering menyebabkan overlapping dengan GERD.

4. Dari segi pengobatan

Perbedaan berikutnya dari GERD dan maag adalah pada cara mengatasinya. Pada maag atau gastritis, pengobatan yang diberikan disesuaikan dengan penyebabnya. Sementara pada GERD lebih fokus dalam meningkatkan fungsi sfingter esofagus atau katup bagian bawah kerongkongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya