SOLOPOS.COM - Ilustrasi tasbih. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Adanya tradisi Rebo Wekasan yang diadakan di Rabu terakhir di Safar membuat masyarakat penasaran apa sih sebenarnya Rebo Wekasan?

Rebo Wekasan merupakan sebuah tradisi turun temurun yang diperingati setiap hari Rabu terakhir bulan Safar. Pada 2023, Rebu Wekasan jatuh pada besok, Rabu, 13 September 2023. Rebo Wekasan juga dikenal dengan istilah Rabu Pungkasan.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Pada hari ini, biasanya masyarakat Jawa akan menyelenggarakan banyak ritual adat dengan tujuan menolak bala serta memohon agar diberikan hasil Bumi yang melimpah. Adapun aktivitas yang sering dilakukan, meliputi membaca tahlil, zikir bersama, berbagi makanan baik dalam bentuk gunungan maupun selamatan, hingga salat sunah tolak bala.

Lalu, sebenarnya apa itu tradisi Rebo Wekasan dan bagaimana asal usulnya?

Mengutip penjelasan Nahdlatul Ulama dalam laman resminya, NU online, Safar dianggap sebagai bulan sial. Bahkan, kesialan ini terkenal sejak zaman jahiliah hingga kalangan umat muslim saat ini.

Padahal di bulan Safar terdapat beberapa amalan yang justru bisa dilakukan oleh umat muslim, di antaranya berdonasi untuk perjuangan jihad fi sabilillah, beramal apa saja asalkan ikhlas dan bermanfaat orang lain, serta membaca zikir masuk pasar.

Terkait dengan hal tersebut, untuk mengantisipasi agar terhindar dari musibah atau kesialan tersebut, para ulama menganjurkan memperbanyak istigfar dan membaca doa ketika Rebo Wekasan. Sehingga hal tersebut menjadi tradisi seperti saat ini.

Setelah mengenal apa itu Rebo Wekasan, bagaimana pandangan Islam dengan tradisi ini?

Tradisi yang dilakukan turun temurun ini ternyata masih menjadi pro dan kontra dalam Islam. Namun, NU meyakini dalam rukun iman, umat muslim diajarkan bahwa baik dan buruk merupakan takdir Allah SWT.

NU soal Rebo Wekasan menurut Islam berpegang terhadap keterangan ahli hadis Syekh Abdurrauf al-Munawi, yang berkata,

“Kesimpulannya. Menghindar dari hari Rabu dengan cara merasa sial dan meyakini prediksi peramal adalah haram, sangat terlarang. Sebab semua hari milik Allah. Tidak ada hari yang bisa mendatangkan petaka atau manfaat karena faktor harinya. Kalau bukan karena di atas, maka tidak apa-apa dan tidak dilarang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya