SOLOPOS.COM - Ilustrasi kue keranjang khas perayaan Imlek. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Menjelang Tahun Baru Imlek 2024, publik dibuat penasaran dengan sejarah dan makna dari kue keranjang. Hal ini dikarenakan kue keranjang menjadi hidangan wajib di momen tersebut.

Kue keranjang dan Imlek merupakan dua hal yang tak bisa dipisahkan. Penganan yang terbuat dari tepung beras ketan ini melambangkan pengharapan berkah. Di negeri asalnya, China, kue keranjang juga dikenal dengan Nian Gao.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Fungsi utama kue ini adalah untuk sesaji pada upacara sembahyang leluhur. Tujuh hari menjelang puncak tahun baru Imlek. Setiap makanan yang disajikan saat Imlek memiliki makna tersendiri dan dipercaya mampu membawa keberuntungan untuk kehidupan di tahun mendatang.

Lalu, bagaimana sejarah dan makna dari kue keranjang yang jadi sajian wajib di Tahun Baru Imlek itu?

Diulas Solopos.com sebelumnya, ada sejumlah sejarah terkait asal-usul kue keranjang salah satu yang paling populer adalah legenda tentang raksasa bernama Nian. Raksasa ini menghuni gua di atas gunung di daratan China.

Nian selalu muncul ke rumah penduduk di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, hingga penduduk agar dirinya tidak kelaparan. Tentu, hal ini membuat penduduk ketakutan.

Suatu hari, seorang pemuda bernama Gao memiliki ide untuk membuat kue dari adonan tepung dan gula. Lalu, Gao meletakkan kue tersebut di depan pintu. Hal ini bertujuan agar sang raksasa tidak memakan hasil panen, ternak, dan manusia. Untuk mengenang jasa Gao, maka kue keranjang dinamakan Nian Gao.

Legenda sejarah kue keranjang lainnya saat Imlek berkaitan dengan perang China Kuno. Cerita itu mengisahkan kue keranjang berasal dari daerah Suzhou, dan telah ada sejak sekitar 2.500 tahun silam. Kala itu China masih terpecah-pecah menjadi beberapa kerajaan, yang sewaktu-waktu perang bisa berlangsung. Suzhou adalah Ibu Kota Kerajaan Wu, yang dilindungi dengan benteng kokoh dari serangan musuh. Semua orang cemas akan kemungkinan perang, kecuali Perdana Menteri Wu Zixu.

Ketika Wu Zixu meninggal, banyak orang mati kelaparan karena kehabisan pasokan pangan. Apalagi kala itu, ibu kota erajaan Wu dikepung oleh musuh. Para pengawal kerajaan lantas teringat pesan dari Zixu untuk menggali tanah di bawah tembok benteng. Mereka terkejut ketika menemukan dinding benteng di bagian bawah dibangun dengan menggunakan bata yang dibuat dari tepung ketan dan gula.

Makanan inilah yang memyelamatkan banyak nyawa dari kelaparan. “Bata” itu disebut-sebut sebagai asal muasal dari nian gao. Sejak itu orang mulai membuat nian gao tiap tahun untuk memperingati jasa Wu Zixu. Lama- kelamaan kue ini menjadi kudapan umum dan lazim disajikan ketika tahun baru.

Dengan legenda sejarah kue keranjang itu, makna penganan ini ada beberapa, yakni simbol persaudaraan yang erat dan suka cita, kekeluargaan, kegigihan, pantang meneyrah, dan daya juang, rezeki yang lancar, hingga kemakmuran.

Selain itu, kue keranjang juga bermakna kesabaran dan keteguhan hati karena proses memasaknya membutuhkan waktu yang lama, yakni 11-12 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya