Solopos.com, SOLO — Setiap malam Jumat tiba muncul anggapan saatnya untuk melaksanakan sunah Rasul, dan hal tersebut menimbulkan pertanyaan kenapa istilah tersebut muncul?
Imam Baihaqi meriwayatkan hadis Rasulullah Saw yang menyinggung soal keutamaan hubungan intim pada hari Jumat. Sehingga hal ini menimbulkan anggapan di kalangan umat Islam di malam Jumat adalah sunah Rasul untuk melakukan hubungan suami istri.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
“Jangan ganggu, malam ini sunah rasul. Malam Jumat, waktunya sunah rasul,” berbagai pernyataan umat muslim ketika malam Jumat tiba.
Lalu, kenapa malam Jumat identik dengan sunah Rasul?
Dalam sebuah hadis yang dikutip Abu Nashar Muhammad bin Abdurrahman Al-Hamadani, Jumat merupakan hari perkawinan beberapa Rasul dan orang saleh. Bahkan, Nabi Adam dan Siti Hawa, Nabi Musa dan Shafura, Nabi Sulaiman dan Bilqis, Nabi Muhammad dan Siti Khadijah, Nabi Muhammad dan Siti Aisyah, juga menikah di hari Jumat.
Namun, dalam keterangan Syekh Wahbah az-Zuhayli di laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online), menyebutkan bahwa sunah Rasulullah tidak menganjurkan hubungan suami-istri secara khusus di malam Jumat. Artinya, hubungan intim itu boleh dilakukan di hari apa saja tanpa mengistimewakan hari atau waktu-waktu tertentu.
“Di dalam sunah tidak ada anjuran berhubungan seksual suami istri di malam-malam tertentu, antara lain malam Senin atau malam Jumat. Tetapi, ada segelintir ulama menyatakan anjuran hubungan seksual di malam Jumat,” terang Syekh Wahbah Az-Zuhayli dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adilatuh.
Dari penjelasan tersebut, alasan kenapa malam Jumat identik dengan sunah Rasul karena kerap disalahartikan sebagai waktu yang tepat untuk berhubungan suami istri. Namun, Rasulullah tidak hanya mengkhususkan melakukan hubungan intim di malam Jumat saja.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
