SOLOPOS.COM - Ilustrasi sinar matahari. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Di media sosial tengah viral video seseorang merekam momen langit yang memiliki dua matahari, disebutkan lokasi kejadian itu ada di Mentawai Sumatra Barat. Fenomena apakah ini?

Video itu pun langsung menjadi viral karena matahari tidak mungkin ada dua di muka bumi ini. Sehingga hal itu membuat para warganet penasaran.

Promosi BRI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu Uang Hilang di Medsos

Dilansir dari weather.gov, fenomena ini bisa disebut sebagai sundog. Sundog adalah bintik cahaya berwarna yang terbentuk akibat pembiasan cahaya melalui kristal es. Letaknya kira-kira 22 derajat kiri, kanan, atau keduanya, dari matahari, tergantung di mana kristal es berada.

Warnanya biasanya berubah dari merah yang paling dekat dengan matahari, menjadi biru di bagian luar sundog. Sundog juga dikenal sebagai matahari tiruan atau parhelia, yang artinya “dengan matahari”.

Dilansir dari space.com dan Bisnis.com pada Senin (26/2/2024), peristiwa dua matahari di Mentawai yang viral itu disebut sundog yang biasanya muncul sebagai sepasang bercak cahaya dengan warna halus yang muncul pada ketinggian yang sama di cakrawala dengan matahari. Mereka dapat muncul dalam berbagai bentuk, kadang-kadang sebagai bintik-bintik berwarna-warni, atau di lain waktu, begitu terang dan terang sehingga tampak seperti dua matahari tambahan di langit.

Sundog terbentuk ketika cahaya melewati kristal es lempeng heksagonal, tersuspensi di awan cirrus atau cirrostratus yang terletak di ketinggian sekitar 20.000 kaki (6.000 meter) dan lebih tinggi, hingga 40.000 kaki (12.000 meter).

Kristal es ini juga dapat ditemukan lebih dekat ke tanah di iklim yang sangat dingin di mana suhu turun di bawah -22 derajat Fahrenheit (-30 derajat Celsius) sebagai fenomena meteorologi yang disebut “debu berlian”.
Saat kristal es melayang ke bawah, permukaan heksagonalnya diorientasikan kira-kira secara horizontal. Sinar matahari masuk melalui suatu muka tepi samping kemudian keluar melalui muka tepi lain yang miring 60 derajat terhadap muka tepi pertama.

Mengambil dua pembiasan ini menyebabkan sinar matahari menyimpang setidaknya 22 derajat tergantung pada sudut masuknya ke dalam kristal es, menurut situs sains Atmospheric Optics. Hal ini menyebabkan cahaya mengelilingi matahari pada jarak 22 derajat sebagai lingkaran cahaya matahari. Saat cahaya terkonsentrasi sebagai titik di sebelah matahari. juga dipisahkan sebesar 22 derajat sehingga tampak seperti sundog.

Fenomena sundog yang menyebabkan munculnya dua matahari viral seperti di Mentawai dapat dilihat di seluruh dunia dan dapat muncul kapan saja saat matahari berada di atas cakrawala. Namun, ada kondisi yang tidak hanya membuat sundog lebih mungkin muncul namun juga meningkatkan kecerahannya sehingga membuat mereka lebih mungkin untuk melihat.

Kondisi paling nyata yang meningkatkan kualitas sundog adalah kedekatan matahari dengan cakrawala. Semakin dekat matahari ke cakrawala, semakin terlihat sundog tersebut. Saat matahari berada tinggi di langit, sinar matahari tidak dapat menembus kristal es dengan mudah.

Karena sundog lebih sering terjadi saat matahari berada dekat dengan cakrawala, waktu terbaik untuk mencari ilusi matahari ini adalah di pagi atau sore hari saat matahari terbit atau terbenam.

Fakta bahwa es adalah kunci terciptanya sundog berarti Anda lebih mungkin melihatnya selama musim dingin, terutama saat Anda pergi lebih jauh ke utara.

Artinya pagi hari musim dingin yang sangat dingin di bulan Desember di belahan bumi utara merupakan waktu yang ideal untuk berburu sundog.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Viral Ada 2 Matahari di Mentawai Sumbar, Fenomena Apa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya